Rangkuman Kelangkaan dan Kebutuhan Manusia

Rangkuman Kelangkaan dan Kebutuhan Manusia
Kelangkaan dapat diartikan situasi atau keadaan di mana jumlah sumber daya yang ada dirasakan kurang atau tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia. menurut ilmu ekonomi, kelangkaan mempunyai dua makna, yakni;
  • Terbatas, dalam arti tidak cukup dibandingkan dengan banyaknya kebutuhan manusia,
  • Terbatas, dalam arti manusia harus melakukan pengorbanan untuk memperoleh.
Tindakan ekonomi adalah segala usaha yang dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhan yang sifatnya tidak terbatas untuk mencapai kemakmuran.

Motif ekonomi adalah alasan atau keinginan yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan ekonomi. Secara garis besar, motif ekonomi dapat dibedakan menjadi empat macam, yakni;
  • Motif untuk memenuhi kebutuhan,
  • Motif berbuat sosial,
  • Motif untuk mendapatkan kekuasaan,
  • Motif untuk mendapatkan penghargaan.
Ciri-ciri orang yang melaksanakan prinsip ekonomi;
  • Selalu bersikap hemat,
  • Menerapkan skala prioritas,
  • Selalu bertindak rasional,
  • Selalu memerhatikan untuk dan rugi.
Kegiatan ekonomi terdiri dari kegiatan produksi, distibusi dan konsumsi.
Produksi adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan hidup manusia. Distribusi adalah proses penyaluran barang dari produsen sampai ketangan pemakai atau konsumen. Konsumen adalah kegiatan menggunakan, memakai atau menghabiskan barang/jasa atau mengurangi kegunaan barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan baik sekaligus maupun secara berangsur-angsur.

Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan, meliputi;
  • Harga barang
  • Pedapatan masyarakat
  • Selera masyarakat
  • Kualitas barang
  • Harga barang lain yang berkaitan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, meliputi;
  • Harga barang itu sendiri
  • Harga barang lain yang terkait
  • Harga faktor produksi
  • Teknologi faktor produksi
  • Biaya produksi.
Ciri-ciri seorang wirausaha, antara lain;
  • Mempunyai kepribadian yang kuat
  • Memiliki kepekaan terhadap arti lingkungan
  • Memiliki keterampilan wiraswasta
  • Memiliki kemampuan untuk mencari informasi
  • Memiliki sikap mental wirausaha.

Related Posts:

Rangkuman Metabolisme

Rangkuman Metabolisme
Metabolisme merupakan reaksi biokimia yang terjadi dalam sel hidup, meliputi katabolisme (reaksi penyusunan energi) & anabolisme (reaksi pelepasan energi).
metabolisme
Metabolisme

Pada reaksi metabolisme, terdapat komponen-komponen yang berperan penting sebagai penunjang terjadinya proses metabolisme, meliputi enzim, ATP, & reaksi oksidasi atau reaksi redoks.

Katabolisme merupakan reaksi pemecahan / penguraian senyawa ikatan kimia kompleks menjadi senyawa lebih sederhana yang secara umum dikenal dengan respirasi.

Respirasi merupakan proses pembebasan energi kimia melalui reaksi oksidasi pada molekul organik.

Jika respirasi terjadi dalam sel, maka ada tiga tahap yang harus dilalui, yaitu glikolisis, siklus Krebs, & transpor elektron.

Apabila proses respirasi terjadi dalam lingkungan yang cukup oksigen disebut respirasi aerob, tetapi apabila respirasi terjadi tanpa oksigen disebut respirasi anaerob.

Anabolisme merupakan reaksi penyusunan senyawa kompleks dari senyawa sederhana yang berlangsung dalam sel. Energi yang digunakan dalam proses penyusunan itu berasal dari matahari, sering kita kenal dengan fotosintesis, sedangkan yang berasal dari energi kimia disebut kemosintesis.

Metabolisme karbohidrat, protein, & lemak saling berkaitan satu sama lain. Metabolisme lemak menghasilkan energi yang lebih besar dibandingkan karbohidrat & protein.

Teknologi yang berkaitan dengan metabolisme makanan yaitu pola makanan yang berkadar gula rendah, teknologi pengawetan makanan dapat dilakukan secara fisika, kimia, biologi, pengalengan & secara radiasi.

Related Posts:

Rangkuman Materi Genetika

Rangkuman Materi Genetika
Rangkuman Materi Genetika
Genetika

  • Susunan DNA sangat kompleks dengan rantai nukleotida yang panjang.
  • Setiap nukleotida tersusun dari senyawa fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen.
  • Basa nitrogen terdiri atas purin yang tersusun dari Adenin, Guanin dan Pirimidin yang tersusun dari Timin dan Sitosin.
  • Struktur DNA berupa double helix atau pita spiral ganda, sedangkan RNA berupa pita tunggal.
  • Macam-macam RNA antara lain RNA duta (mRNA), RNA ribosom (rRNA), dan RNA transfer (tRNA).
  • Gen merupakan subtansi hereditas yang berfungsi untuk mewariskan sifat kepada keturunannya.
  • Kromosom terdiri atas sentromer, yaitu bagian kepala yang merupakan pusat kromosom dan bagian lengan yang mengandung kromosom dan gen.
  • Sintesis protein dilakukan oleh DNA dan RNA melalui tahapan transkripsi dan translasi.

Related Posts:

Masa Kekuasaan Dinasti Ming (1368-1644)

Masa Kekuasaan Dinasti Ming (1368-1644)

Pemerintahan Ming pada Masa Kaisar Hung-Wung
Nama “Ming” berarti hebat, gemilang, (Brilliant, glorius) pilihan nama ini oleh Chu-Yuan Chang tepat juga, sebab dilihat dari segi militer (ketentaraan) dinasti inilah yang terkuat dari sejak dinasti Tang dan pengaruhnya terasa sampai ke Mongolia, bahkan ke pulau sailan. Namun dinasti ini juga tidak pernah dapat menguasai daerah yang lebih luas dibandingkan wilayah dinasti Han dan Tang dahulu, sekalipun dua kali Chu-Yuan Chang berhasil memasuki Karakorum.
Ming Raya
Ming Raya
Kaisar-kaisar Ming sebenarnya jumlahnya cukup banyak namun diantara mereka yang penting di dalam sejarah Cina ada 5 orang;
1. Hung-Wu: 1368-1398
2. Yung-Lo: 1407-1424
3. Ying-Tsung: 1424-1460
4. Wan-Li: 1573-1620
5. Tsung-Cheng: 1627-1644

Pada masa Kaisar Hung-Wu (1368-1398) adalah masa pemulihan kebudayaan Cina. Dikatakan masa pemulihan karena pada masa itu Kaisar Hung-Wu melaksanakan langkah yakni;
  1. Mengadakan kembali ujian tentang klasik Cina bagi para calon pegawai pemerintah, hal ini seperti yang pernah dilaksanakan pada masa Dinasti Tang dan Dinasti Sung.
  2. Memajukan dan mengembangkan ajaran Konfusius, sedang perkembangan agama Budha tidak di rintangi.

Pada masa Kaisar Hung-Wu pusat pemerintahan berkedudukan di Cina bagian selatan, yakni di daerah Nanking dan ini merupakan ibukota Cina untuk yang pertama kalinya dalam sejarah Cina. Di antara raja-raja Ming yang terbesar adalah Kaisar Yung-Lo, Kaisar ini memerintah pada tahun 1407-1424 Nien-hao Yung-Lo adalah eternal happiness.

Kaisar Yung-Lo memindahkan ibukota Nanking ke Peking, sehingga Peking menjadi ibukota kembali. Istana-istana di Peking sekarang ini berasal dari pemerintahan Yung-Lo. Adapun alasan dipindahnya ibukota itu adalah Peking lebih mudah dipertahankan dan suasana di Cina Utara bagi dinasti Ming dipandang lebih baik dari pada di Cina Selatan dilihat dari segi geografis maupun segi keamanan.
Pada masa Yung-Lo dikarang sebuah ensiklopedia yang dinamakan Yung-Lo Ta-Tien. Ensiklopedia Cina itu berbeda dengan ensiklopedia Barat, sebab ensiklopedia Cina ini susunannya berlainan dari tiap-tiap pokok hanya diberikan kutipan secara logat diambil dari sekalian buku yang dianggap penting. Uraian dari ensiklopedia ini menunjukkan sifat panjang lebar yang meliputi ratusan Jilid, terdiri dari kutipan-kutipan.

Disamping itu kutipan itu tidak memberikan ihtisar yang jelas. Ensiklopedia Yung Lo Tatien ini sekarang sudah tidak ada lagi, karena sudah tidak dilakukan cetak ulang. Alasannya karena terlalu besar dan mahal. Sehingga terpaksa tinggal dalam bentuk naskah dalam tulisan tangan saja.

Dari masa Dinasti Ming pula asalnya rencana perjalanan yang terbesar di Cina. Rencana perjalanan besar ini di tulis dalam karangan Hsu Hsio-Ko yang menyelidiki daerah bagian Barat Daya Cina. Hasil penyelidikan itu membuktikan bahwa Sungai Mekong dan Salween tidak mempunyai sumber yang sama.

Related Posts:

Kemajuan-kemajuan yang Dicapai oleh Dinasti Ming

Kemajuan-kemajuan yang Dicapai oleh Dinasti Ming
Hasil sastra sangat banyak pada masa dinasti Ming, meskipun tidak ada satupun diantaranya baik dilapangan seni maupun dilapangan ilmu pengetahuan yang dapat mencapai mutu yang setaraf dengan hasil-hasil seni yang dicapai pada masa dinasti Tang.
Dinasti Ming
Ming Raya
Sedang pikiran-pikiran baru dalam ilmu pasti, ilmu falak dan ilmu agama yang diberikan oleh kaum penyebar agama Rom Katholik belum seberapa meresap ke dalam jiwa orang Cina. Dalam seni lukis, seni bangunan dinasti Ming menunjukkan kelebihannya, karena pada masa itu banyak terdapat hasil bangunan yang berbentuk Jembatan, Kuil, Pagoda, dinding Kota dan sebagainya.

Yang masih ada sampai sekarang, termasuk juga bangunan tembok raksasa yang sampai sekarang masih megah, berkat hasil penyempurnaan dari masa Dinasti Ming. Hasil yang termashur sekali dari hasil kebudayaan Dinasti Ming adalah hasil seni yang berwujud Seni Tembikar, warnanya banyak dan bermacam-macam, namun ada yang paling menonjol yakni yang berwarna putih bergambar biru tua, ada yang bergambar kuning hijau lembayung dan merah yang bermacam-macam corak.

Gambarnya bermacam-macam juga dan semuanya diglassir dengan bagus. Hasil tembikar itu di ekspor sampai ke Eropa, sehingga orang Eropa beranggapan bahwa Cina terutama menghasilkan Tembikar, teh dan Sutera. Oleh karena perdagangan dengan luar negeri kurang aman, diganggu oleh bajak-bajak laut Jepang, maka mengatasi diadakan ekspedisi besar (dengan membawa beratus-ratus kapal) yang mengunjungi Philipina, Cochin Cina, Sumatera, Jawa, Malaya, Sailan, malahan kabarnya sampai ke tanah Arab bahkan sampai ke Zansibar.

Ekspedisi itu merupakan faktor kekuasaan yang besar sekali terhadap tempat-tempat yang dikunjunginya dan seringkali armada ini terdapat campur tangan urusan-urusan ditempat mereka berhenti. Ekspedisi yang dilakukan  itu dipimpin oleh Cheng-ho yang sangat berjasa pada waktu Yunan memberontak.

Related Posts:

Masuknya Bangsa Barat ke Cina

Masuknya Bangsa Barat ke Cina
Bangsa barat yang pertama kali masuk di Cian adalah bangsa Portugis. Sebelum mereka datang ke Cina, orang Cina memang sudah mendengar tentang akan kedatangan mereka, karena raja Malaka melarikan diri ke Cina untuk mengadu bahwa negeri-nya diserbu oleh orang-orang liar dari Barat. Orang-orang Portugis pertama sampai di kanton pada tahun 1514 (Nio Yu-Lan, 1950: 148).
Masuknya Bangsa Barat ke Cina

Di antara mereka dari rombongan bangsa Portugis terdapat Rafeal Peress trello, ia adalah seorang anak Colombus. Pada 1517, Fernao Peres Andrade seorang Portugis sampai di kota Kanton dan mengadakan perhubungan dengan pembesar-pembesar Cina. Dia sebagai utusan dari Raja Portugal yakni Tome Pires. Untuk itu maka dia diperkenankan mengunjungi Peking. Sikap manis dari pembesar-pembesar Cina berubah, karena perbuatan Pires Andrade yang tiba dalam 1917 ternyata dalam tahun 1519 telah berdiri benteng di suatu pulau, dan melarang saudagar-saudagar dari Siam, Kamboja, dan negeri-negeri lainnya dilarang menjual barang-barangnya sendiri. Bangsa-bangsa Siam, Kamboja dan yang lain-lain dinilai dituduh telah melakukan perbuatan yang melanggar undang-undang dan melakukan pembajakan disepanjang pesisir Foochow sampai ke Ningpo.

Orang-orang Cina menuduh Portugis telah menculik anak-anak mereka “untuk dimakan”. Orang Portugis sendiri mengatakan bahwa anak-anak itu dibeli oleh para pedagang Portugis untuk dijadikan budak-budak. Selain dari semua itu adanya surat yang dibawa Dom Manul dari Portugis yang ditujukan kepada Kaisar Tiongkok yang isinya menunjukkan bukan sebagai negeri yang membayar upeti.

Hal ini semua akhirnya mengakibatkan kemarahan Kaisar Cina, yang kemudian menyebabkan perdagangan dengan orang-orang Portugis dilarang dan mereka ini diperintahkan untuk meninggalkan Cina. Sedangkan Pires Andrade dipenjarakan sampai Malaka kembalikan kepada raja yang berhak oleh orang-orang Portugis. Pires akhirnya meninggal dipenjara Kanton tahun 1524. Orang-orang Cina  menyebut orang-orang Portugis ini sebagai Fe-Lang-ki (Franken).

Kemudian orang Portugis datang lagi dari Malaka yang sudah dirampasnya maka terjadilah pertempuran antara orang Portugis melawan orang-orang Cina. Dalam pertempuran itu meskipun orang-orang Portugis menggunakan meriam, namun orang-orang Cina dapat memperoleh kemenangan.

Sejak 1522, akibatnya perdagangan Smokel (Perdagangan yang bersifat rahasia) antara orang-orang Cina dan orang-orang Portugis. Karena mereka tidak sabar lagi menunggu kedatangan pedagang-pedagang gelap Cina dari daerah Siam dan Malaka. Oleh sebab itu orang-orang Portugis kemudian mengunjungi daerah Changchow dan Chuancow. Dua kota tersebut terletak tidak jauh dari amoy, dan malahan mereka berani muncul didekat daerah Ningpo.

Sementara itu di Fukien dan Canton timbul gerakan untuk mengusahakan supaya perdagangan asing diperkenankan lagi di daerah itu. Akhirnya atas usul raja muda Lin-Fu pelabuhan Canton di buka kembali untuk perdagangan asing. Dalam tahun 1554 Bangsa Portugis baru diperbolehkan berdagang lagi di daerah tersebut. Pada waktu itu orang-orang Portugis banyak tinggal di daerah Macow, daerah itu menjadi maju dan pesat dan beberapa tahun kemudian Macow sudah menjadi kota Portugis yang sempurna.

Kemudian orang-orang Spanyol mulai muncul di Filipina dan kota manila didirikan mereka pada tahun 1571, mereka juga mengirim rombongan sebagai utusan untuk menuju ke Canton pada 1573 namun tidak memperoleh apa-apa. Mereka berhasil menduduki beberapa tempat di Taiwan, namun mereka tidak diperolehkan berdagang langsung dengan menggunakan pelabuhan-pelabuhan Cina.

Belakangan orang-orang Belanda juga datang ke Cina. Bangsa ini membawa serta permusuhan mereka dengan bangsa Spanyol, karena sebelumnya mereka terlibat dalam peperangan 80 tahun. Orang-orang Cina yang berani berdagang dengan musuh mereka akan diambil tindakan dengan cara dirampok ditengah lautan. Orang Belanda pertama yang tiba di Cina adalah Pomp yang telah membuat 2 perjalanan ke negeri Cina (tahun 1568-1588). Bekerja bersama-sama dengan bangsa Portugis. Kemudian Cina segera menjadi tujuan dari perjalanan-perjalanan bangsa Belanda itu.

Pada 1601 muncullah seorang Belanda yang bernama Van Neck yang kemudian disusul oleh orang-orang Belanda lainnya. Kemudian perdagangan mereka itu diperkuat oleh JP. Coen dengan cara mengirimkan suatu armada pada 1622 dengan maksud merebut kota Macow dari orang-orang Portugis, namun usaha ini gagal dan orang-orang Belanda lalu berlayar ke Pischadores.

Pada tahun 1623 Cornelis Reyersen sebagai pemimpin armada Belanda telah berhasil mendarat ke Cina dari Armoy ke Foocow, merupakan seorang Belanda untuk yang pertama kali berhasil menuju Cina daratan dan berhasil menaklukan pembicaraan dengan gubernur di propinsi Foocow. Di pihak lain ketika berlangsung pembicaraan itu terdapat kapal-kapal Belanda dipesisir Cina ada yang melakukan penculikan terhadap orang-orang Cina untuk dipekerjakan ke Jakarta sebagai kuli-kuli bangunan Benteng.

Berikutnya orang-orang Belanda pada 1624 melepaskan Piscadores dan pergi ke Taiwan setelah berhasil mengusir orang-orang Spanyol, dan pada permulaan abad 17 muncul kapal-kapal Inggris di Cina dan kapal-kapal ini adalah kapal yang pertama kali mengalami kecelakaan di Cina.

Kita orang-orang asing pertama yang mendarat di Cina bermaksud mencari keuntungan, hal ini berbeda dengan kedatangan para padri Yezuit pada masa Dinasti Ming, mereka datang ke Cina bermaksud menyiarkan agama mereka terhadap masyarakat Cina melalui bentuk kegiatan sosial. Kaum Yezuit yang pertama kali datang ke Cina adalah Franxiscus Xaverius. Ia datang di pulau kecil dekat Macao pada tahun 1552 M dan ia meninggal sebelum sempat menyebrang ke daratan Cina.

Para padri Yezuit yang meneruskan perjuangan Franciscus Xaverius yakni Matteo Ricci pada tahun 1582 berhasil memasuki kota Macao. Ia berhasil mempelajari bahasa Cina dan malahan dia sendiri memakai nama Cina dengan sebutan: Li Ma-tao.

Mula-mula dia berdandan sebagai padri Budha, namun karena melihat padri-padri Budha waktu itu tidak begitu berharga, maka dia banyak mempelajari ilmu hitung dan ilmu bintang. Dia juga sebagai orang yang pandai membuat jam. Pada 1601, ia pernah menghadiahkan jam kepada Kaisar Wan Li.
Keruntuhan Dinasti Ming

Pada masa Ming dipimpin oleh Kaisar Tsung-Cheng mulai mengalami kemunduran. Kemunduran ini disebabkan ada beberapa faktor;
1. Faktor Intern
Yakni terjadinya konflik diantara keluarga Kaisar. sebab ketidak mampuan kaisar dalam mengendalikan pemerintahan. Kondisi ini jelas berdampak pada terjadinya pemberontakan di berbagai daerah yang dilakukan para petani karena tidak puas terhadap peraturan pajak yang sangat memberatkan petani, gerakan ini meluas menjadi gerakan massal. Disamping itu ketidak mampuan kaisar mengendalikan konflik intern itu menyebabkan terjadinya intrik-intrik diantara keluarga yang berkembang saling ingin berebut kekuasaan.

2. Faktor Ekstern
Kekacauan dalam negeri memberi kesempatan suku bangsa Manchu, yang sebelumnya sudah ada yang menyusup di sebagian wilayah daratan Cina di bagian utara. Dengan dalih membantu pemerintahan Ming, maka pasukan manchu berhasil menduduki daerah-daerah yang semula diduduki para pemberontak, yang waktu itu mereka membrontak pemerintahan Ming. Namun keadaan itu dimanfaatkan oleh pasukan Manchu untuk menguasai kota Peking. Semenjak tahun 1644 pasukan Manchu justru tidak ingin keluar dari kota Peking, bahkan mereka bertahan di kota Peking untuk menguasai Cina. Berikutnya mereka membawa pemimpinnya untuk berkuasa di Cina.

Source;
Nio Yu-Lan, 1950, Tiongkok Sepanjang abad, Jakarta, Balai Pustaka.

Related Posts:

Rangkuman Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dan Perkembangan
Di negara kita terdapat berbagai jenis tumbuhan yang beraneka ragam. Keadaan seperti iklim dan tanah sangat mendukung kelangsungan hidup beraneka tumbuhan itu. Oleh karena itu kita wajib mensyukuri anugerah Tuhan ini.
Rangkuman Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan Perkembangan
  1. Pertumbuhan adalah suatu proses pertumbuhan ukuran dan volume serta jumlah secara irreversibel, yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula. Adapun perkembangan merupakan suatu proses menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif.
  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah sebagai berikut.
    • Faktor eksternal/lingkungan yang berperngaruh adalah faktor iklim, tanah dan biologis.
    • Faktor internal (dalam) terdiri atas faktor intrasel yakni sifat dari induknya, dan faktor intrasel yaitu macam-macam hormon antara lain auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat, etilen, asam traumalin, dan kalin.
  3. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, tumbuhan akan mengalami beberapa periode yaitu periode lamban, periode eksponen, dan periode perlambatan.
  4. Pertumbuhan pada tumbuhan ada dua macam, yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
  5. Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi pada jaringan meristematik dari hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Pertumbuhan primer terjadi pada embrio, ujung akar, dan ujung batang.
  6. Proses pertumbuhan dan perkembangan embrio disebut sebagai perkecambahan. Ada dua macam perkecambahan yaitu perkecambahan hipogeal dan epigeal.
  7. Ada tiga macam bagian penyusun embrio pada proses perkecambahan yaitu tunas embrionik dan kotiledon.
  8. Pada ujung akar terdapat tiga macam daerah titik tumbuh yakni darah pembelahan, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi.
  9. Pada ujung batang, titik tumbuhnya dilindungi oleh balutan bakal daunnya.
  10. Teori titik tumbuh ada dua, yaitu teori Histogen dari Hanstein, serta teori Tunika dan Korpus dari Schmith.
  11. Pertumbuhan sekunder merupakan kelanjutan dari pertumbuhan primer sebagai aktivitas jaringan meristem sekunder yaitu bertambah besarnya organ tubuh tumbuhan.

Related Posts:

Mengenal dan Memahami Puisi Rakyat

Mengenal dan Memahami Puisi Rakyat
Puisi rakyat merupakan warisan budaya yang wajib kita pelihara. Puisi rakyat berupa puisi, syair, dan gurindam. Pantun adalah salah satu jenis puisi lama warisan nenek moyang kita yang kaya muatan nilai moral, agama, dan budi pekerti. Melalui pantun inilah para leluhur kita mewariskan nilai-nilai luhur dengan cara yang menghibur, segar, dan indah.
Mengenal dan Memahami Puisi Rakyat
Mengenal dan Memahami Puisi Rakyat
Melalui kesastraan lama kita dapat memahami nilai-nilai yang ingin diwariskan para leluhur. Puisi rakyat berupa pantun, syair, gurindam, / puisi rakyat yang berkembang di daerah tertentu.

Pada acara-acara di televisi kepiawaian membuat pantun masih menjadi andalan untuk melucu. Pada lagu-lagu juga masih ditemukan pantun. Sementara untuk gurindam, syair, dan sastra lama yang lain agak kurang di dengar.

Perlu diketahui, bahwa dalam dunia kesastraan kita memiliki warisan-warisan turun-temurun berupa cerita rakyat/puisi rakyat yang tidak diketahui siapa pengarangnya. Karena merupakan hasil turun-temurun dan tidak diketahui siapa pengarangnya, puisi lama biasanya disampaikan dari mulut-kemulut. Puisi lama terlihat kaku karena terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah kata dalam tiap baris, jumlah baris dalam tiap bait dan juga pengulangan kata yang bisa di awal maupun di akhir sajak/kita kenal dengan sebutan rima. Pada bagian inilah puisi lama yang dibahas adalah pantun, syair dan gurindam.

Pantun
Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat. Pantun dikenal dengan banyak nama di berbagai bahasa di Nusantara, tonton (bahasa Tagalog), tuntun (bahasa Jawa), pantun (bahasa Toba) yang memiliki arti kurang lebih sama, yakni sesuatu ucapan yang teratur, arahan yang mendidik, bentuk kesantunan. Pantun tersebar hampir diseluruh Indonesia.
Fungsi pantun di semua daerah (Melayu, Sunda, Jawa,/daerah lainnya) sama, yakni untuk mendidik sambil menghibur. Melalui pantun kita menghibur orang dengan permainan bunyi bahasa, / memberi nasihat. Ini bukan berarti orang kita tidak tegas kalau hendak mengatakan sesuatu, tetapi dapat dikatakan bahwa kita memiliki gaya tersendiri dalam mengungkapkan sesuatu. Melalui pantun leluhur kita terkesan lebih santun untuk menegur/menasehati orang secara tidak langsung agar orang yang kita tuju tidak merasa malu/dipojokkan.

Ciri-ciri pantun tidak dapat dilihat berdasarkan bentuknya. Ciri-ciri pantun tidak boleh diubah. Jika diubah, pantun itu akan menjadi seloka, gurindam,/ bentuk puisi lama lainnya.

Ciri-ciri pantun;
  • Tiap bait terdiri atas empat baris (larik)
  • Tiap bait terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata
  • Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b
  • Baris pertama dan kedua merupakan sampiran
  • Baris ketiga dan keempat merupakan isi
Berikut ini sebagai contohnya;
Pantun 1
Air surut memungut bayam,
Sayur diisi ke dalam kantung;
Jangan diikuti tabiat ayam,
Bertelur sebiji riuh sekampung.

Pantun 2
Baik bergalas baik tidak,
Buli-buli bertali benang;
Baik berbalas baik tidak,
Asal budi sama dikenang.

Pantun 3
Ikan nila dimakan berang-berang,
Katak hijau melompat ke kiri;
Jika berada di rantau orang,
Baik-baik membawa diri.

Pantun 4
Akar keladi melilit selasih,
Selasih tumbuh di hujung taman;
Kalungan budi junjung kasih,
Mesra kenangan sepanjang zaman.

Syair
Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata/istilah syair berasal dari bahasa arab yakni syi’ir berkembang menjadi syi’ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.

Dalam perkembangannya syair itu mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain; Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.

Ciri-ciri syair;
  • Setiap bait terdiri dari empat baris
  • Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata
  • Bersajak a-a-a-a
  • Semua baris adalah isi
  • Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan
Berikut salah satu karyanya;
Syair perahu
Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikat diperbetuli sudah

Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil hidupmu
Tiadalah beberapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmu

Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan

Perteguh jua alat perahumu
Hasil bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan ayar
Angkatlah pula sauh dan layar
Pada beras bekal jantanlah taksir
Niscaya sempurna jalan yang kabir
(Karya; Hamzah Fansuri)


Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri India. Istilah gurindam berasal dari bahasa India, yakni “Kirindam” berarti ‘mula-mula’/”perumpamaan”. Gurindam sarat nilai agama dan moral. Tak dimungkiri bahwa gurindam bagi orang dulu sangat penting dan dijadikan norma dalam kehidupan. Gurindam adalah puisi lama (Melayu) yang sangat penting sebagai warisan budaya.

Ciri-ciri Gurindam;
  • Terdiri atas dua baris dalam sebait
  • Tiap baris memiliki jumlah kata sekitar 10-14 kata
  • Tiap baris memiliki rima sama/bersajak A-A, B-B, C-C, dan seterusnya
  • Merupakan satu kesatuan yang utuh
  • Baris pertam berisi soal, masalah, atau perjanjian
  • Baris kedua berisi jawaban, akibat dari masalah/perjanjian pada baris pertama. (isi/maksud gurindam terdapat pada baris kedua)
  • Isi gurindam biasanya berupa nasihat, filosofi hidup/kata-kata mutiara
Berikut ini contohnya;
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.

Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.

Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.

Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa.

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.

Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.

Related Posts:

Sejarah Dinasti Achaemenid

Dinasti Achaemenid
Dinasti Achaemenid adalah sebuah dinasti Kekaisaran Persia Kuno. Menurut dugaan, pendiri dinasti ini adalah Raja Achamenes dari Anshan (Hakhamanish). Dia kemudian digantikan putranya, Teispes dari Ashan.
Dinasti Achaemenid
Peta Kekuasaan
Catatan sejarah mengindikasikan bahwa ketika meninggal, kedua putranya berbagi tahta sebagai Cyrus I dari Anshan dan Ariaramnes dari Persia. Mereka kemudian digantikan oleh putra-putra mereka, Cambyses I dari Anshan dan Arsames dari Persia.

Pada tahun 559 SM, Cambyses digantikan posisinya sebagai Raja Anshan oleh putranya Cyrus II Agung. Kemudian diapun digantikan oleh Arsames yang masih hidup di atas tahta Persia. Cyrus II dianggap sebagai Raja pertama dinasti Achaemenid, karena pendahulunya tunduk pada Media. Cyrus II berhasil menundukan Media, Lydia, dan Babylon sementara putranya Cambyses II menambahkan Mesir pada Kekaisarannya.

Puncak kekuasaan yang mutlak dinasti ini diraih selama masa kepemimpinan Darlus I (521-485 SM) dan putra Xerxes I (485-465 SM). Para penguasa ini membangun istana yang besar dan indah di kota kuno Persepolis, Susa dan Ecbatana. Kekaisaran Persia juga meraih kekuasaan terluasnya dalam periode ini. Setelah kematian Xerxes I (465 SM) kemunduran dinasti ini pun dimulai.

Persia mengalami serangkaian penguasa-penguasa lemah yang menguasai kekaisaran. Kemerosotan semakin merajalela, dan penataan militer, keuangan dan pemerintahan diabaikan. Raja Achaemendid terakhir adalah Darlus III (336 SM-330 SM), yang dikalahkan oleh Alexander III dari Macedonia. Setelah ditaklukan Macedonia, Kekaisaran Persia diambil alih oleh Alexander.

Setelah praktik Manethi, ahli sejarah Mesir mangacu pada periode di Mesir ketika dinasti Achaemenid berkuasa sebagai dinasti yang ke-27 (525-404 SM) dan ke-31 (343-332 SM). Di puncak kekuasaannya, para penguasa Achemenid dari Persia menguasai wilayah-wilayah yang kurang lebihnya meliputi beberapa bagian Irak, Mesir, Siria, Pakistan, Jordania, Israel, Lebanon, Armenia, Asia Tengah, Kaukasia dan Turki bagian Asia.

Dalam periode yang berbeda, dinasti Achamenid juga menguasai Mesir, meskipun bangsa Mesir telah dua kali memperoleh kemerdekaannya dari Persia.

Para Penguasa Achaemenid
  1. Achaemenes dari Anshan
  2. Teispes dari Anshan, putranya
  3. Cyrus I dari Anshan, putranya
  4. Ariaramnes dari Persia, putra Teispes dan wakil penguasa Cyrus I
  5. Cambyses I dari Anshan, putra Cyrus I
  6. Arsames dari Persia, putra Ariaramnes dan wakil penguasa Cambyses I
  7. Cyrus II Agung, putra Cambyses I, berkuasa dan 550-530 SM
  8. Cambyses II, putranya, berkuasa dari 530-521 SM
  9. Smerdis, saudaranya, berkuasa dari 521 SM
  10. Darius I, saudara tirinya dan cucu Arsames, berkuasa dari 521-486 SM
  11. Xerxes I, putranya, berkuasa dari 486-465 SM
  12. Artaxerxes I, putranya, berkuasa dari 464-424 SM
  13. Xerxes II, putranya, berkuasa dari 424-423 SM
  14. Sogdianus, saudara seayah dan pesaingnya, berkuasa dari 424-423 SM
  15. Darius II, saudara seayah dan pesaingnya, berkuasa dari 424-404 SM
  16. Artaxerxes II, putranya, berkuasa dari 404-356 SM
  17. Artaxerxes III, putranya, berkuasa dari 358-338 SM
  18. Arses, putranya, berkuasa dari 338-336 SM
  19. Darius III Codomannus, kakek buyut dari Darius II, berkuasa dari 336-330 SM

Related Posts:

Kerajaan Kota Kapur

Kerajaan Kota Kapur
Dari hasil penelitian arkeologi yang dilakukan di Kota Kapur, Pulau Bangka, pada tahun 1994, diperoleh suatu petunjuk tentang kemungkinan adanya sebuah pusat kekuasaan di daerah itu sejak masa sebelum munculnya Kerajaan Sriwijaya. Pusat kekuasaan ini meninggalkan temuan-temuan arkeologi berupa sisa-sisa sebuah bangunan candi Hindu (Waisnawa) terbuat dari batu bersama dengan arca-arca batu, di antaranya dua buah arca Wisnu dengan gaya seperti arca-arca Wisnu yang ditemukan di Lembah Mekhing, Semenanjung Malaka, dan Cibuaya, Jawa Barat, yang berasal dari masa sekitar abad ke-5 dan ke-7 masehi. Sebelumnya di situs Kota Kapur selain telah ditemukan sebuah inskripsi batu dari Kerajaan Sriwijaya yang berangka tahun 608 Saka (=686 Masehi), telah ditemukan pula peninggalan-peninggalan yang lain di antaranya sebuah arca Wisnu dan sebuah arca Durga Mahisasuramardhini. Dari peninggalan-peninggalan arkeologi tersebut nampaknya kekuasaan di Pulau Bangka pada waktu itu bercorak Hindu-Waisnawa, seperti halnya di Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat.
Reruntuhan Kota Kapur
Reruntuhan Kota Kapur
Temuan lain yang penting dari situs Kota Kapur ini adalah peninggalan berupa benteng pertahanan yang kokoh berbentuk dua buah tanggul sejajar terbuat dari timbunan tanah, masing-masing panjangnya sekitar 350 meter dan 1200 meter dengan ketinggian sekitar 2–3 meter. Penanggalan dari tanggul benteng ini menunjukkan masa antara tahun 530 M sampai 870 M. Benteng pertahanan tersebut yang telah dibangun sekitar pertengahan abad ke-6 tersebut agaknya telah berperan pula dalam menghadapi ekspansi Sriwijaya ke Pulau Bangka menjelang akhir abad ke-7. Penguasaan Pulau Bangka oleh Sriwijaya ini ditandai dengan dipancangkannya inskripsi Sriwijaya di Kota Kapur yang berangka tahun 608 Saka (=686 Masehi), yang isinya mengidentifikasikan dikuasainya wilayah ini oleh Sriwijaya. Penguasaan Pulau Bangsa oleh Sriwijaya ini agaknya berkaitan dengan peranan Selat Bangsa sebagai pintu gerbang selatan dari jalur pelayaran niaga di Asia Tenggara pada waktu itu. Sejak dikuasainya Pulau Bangka oleh Sriwijaya pada tahun 686 maka berakhirlah kekuasaan awal yang ada di Pulau Bangka.
Temuan piring di situs Kota Kapur
Temuan piring di situs Kota Kapur

Related Posts:

Kerajaan Tulang Bawang

Kerajaan Tulang Bawang
Dari sumber-sumber sejarah Cina, kerajaan awal yang terletak di daerah Lampung adalah kerajaan yang disebut Bawang / Tulang Bawang. Berita Cina tertua yang berkenaan dengan daerah Lampung berasal dari abad ke-5, yaitu dari kitab Liu-sung-Shu, sebuah kitab sejarah dari masa pemerintahan Kaisar Liu Sung (420-479). Kitab ini di antaranya mengemukakan bahwa pada tahun 499 M sebuah kerajaan yang terletak di wilayah Nusantara bagian barat bernama P’u-huang atau P’o-huang mengirimkan utusan dan barang-barang upeti ke negeri Cina. Lebih lanjut kitab Liu-sung-Shu mengemukakan bahwa Kerajaan P’o-huang menghasilkan lebih dari 41 jenis barang yang diperdagangkan ke Cina. Hubungan diplomatik dan perdagangan antara P’o-huang dan Cina berlangsung terus sejak pertengahan abad ke-5 sampai abad ke-6, seperti halnya dua kerajaan lain di Nusantara yaitu Kerajaan Ho-lo-tan dan Kan-t’o-li.
Kerajaan Tulang Bawang
Letak Kerajaan Tulang Bawang
Dalam sumber sejarah Cina yang lain, yakni kitab T’ai-p’inghuang- yu-chi yang ditulis pada tahun 976–983 M, disebutkan sebuah kerajaan bernama T’o-lang-p’p-huang yang oleh G. Ferrand disarankan untuk diidentifikasikan dengan Tulang Bawang yang terletak di daerah pantai tenggara Pulau Sumatera, di selatan sungai Palembang (Sungai Musi). L.C. Damais menambahkan bahwa lokasi T’o-lang P’o-huang tersebut terletak di tepi pantai seperti dikemukakan di dalam Wu-pei-chih, “Petunjuk Pelayaran”. Namun, di samping itu Damais kemudian memberikan pula kemungkinan lain mengenai lokasi dan identifikasi P’o-huang atau “Bawang” itu dengan sebuah nama tempat bernama Bawang (Umbul Bawang) yang sekarang terletak di daerah Kabupaten Lampung Barat, yakni di daerah Kecamatan Balik Bukit di sebelah utara Liwah. Tidak jauh dari desa Bawang ini, yaitu di desa Hanakau, sejak tahun 1912 telah ditemukan sebuah inskripsi yang dipahatkan pada sebuah batu tegak, dan tidak jauh dari tempat tersebut dalam waktu beberapa tahun terakhir ini masih ditemukan pula tiga buah inskripsi batu yang lainnya.

Related Posts:

Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa di Bali

Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa di Bali
Menurut berita Cina di sebelah timur Kerajaan Kalingga ada daerah Po-li atau Dwa-pa-tan yang dapat disamakan dengan Bali. Adat istiadat di Dwa-pa-tan sama dengan kebiasaan orang-orang Kaling. Misalnya, penduduk biasa menulisi daun lontar. Bila ada orang meninggal, mayatnya dihiasi dengan emas dan ke dalam mulutnya dimasukkan sepotong emas, serta diberi bau-bauan yang harum. Kemudian mayat itu dibakar. Hal itu menandakan Bali telah berkembang.
Kerajaan Buleleng
Dalam sejarah Bali, nama Buleleng mulai terkenal setelah periode kekuasaan Majapahit. Pada waktu di Jawa berkembang kerajaan-kerajaan Islam, di Bali juga berkembang sejumlah kerajaan. Misalnya Kerajaan Gelgel, Klungkung, dan Buleleng yang didirikan oleh I Gusti Ngurak Panji Sakti, dan selanjutnya muncul kerajaan yang lain. Nama Kerajaan Buleleng semakin terkenal, terutama setelah zaman penjajahan Belanda di Bali. Pada waktu itu pernah terjadi perang rakyat Buleleng melawan Belanda.

Pada zaman kuno, sebenarnya Buleleng sudah berkembang. Pada masa perkembangan Kerajaan Dinasti Warmadewa, Buleleng diperkirakan menjadi salah satu daerah kekuasaan Dinasti Warmadewa. Sesuai dengan letaknya yang ada di tepi pantai, Buleleng berkembang menjadi pusat perdagangan laut. Hasil pertanian dari pedalaman diangkut lewat darat menuju Buleleng.

Dari Buleleng barang dagangan yang berupa hasil pertanian seperti kapas, beras, asam, kemiri, dan bawang diangkut / diperdagangkan ke pulau lain (daerah seberang). Perdagangan dengan daerah seberang mengalami perkembangan pesat pada masa Dinasti Warmadewa yang diperintah oleh Anak Wungsu. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kata-kata pada prasasti yang disimpan di Desa Sembiran yang berangka tahun 1065 M.

Kata-kata yang dimaksud berbunyi, “mengkana ya hana banyaga sakeng sabrangjong, bahitra, rumunduk i manasa...” Artinya, andai kata ada saudagar dari seberang yang datang dengan jukung bahitra berlabuh di manasa...”

Sistem perdagangannya ada yang menggunakan sistem barter, ada yang sudah dengan alat tukar (uang). Pada waktu itu sudah dikenal beberapa jenis alat tukar (uang), misalnya ma, su dan piling. Dengan perkembangan perdagangan laut antar pulau di zaman kuno secara ekonomis Buleleng memiliki peranan yang penting bagi perkembangan kerajaan-kerajaan di Bali misalnya pada masa Kerajaan Dinasti Warmadewa.

Related Posts:

Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit
Setelah Singhasari jatuh, berdirilah kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa Timur, antara abad ke-14 - ke-15 M. Berdirinya kerajaan ini sebenarnya sudah direncanakan oleh Kertarajasa Jayawarddhana (Raden Wijaya). Ia mempunyai tugas untuk melanjutkan kemegahan Singhasari yang saat itu sudah hampir runtuh. Saat itu dengan dibantu oleh Arya Wiraraja seorang penguasa Madura, Raden Wijaya membuka hutan di wilayah yang disebut dalam kitab Pararaton sebagai hutannya orang Trik. Desa itu dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah maja, dan rasa “pahit” dari buah itu. Ketika pasukan Mongol tiba, Raden Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang. Setelah berhasil menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang pasukan Mongol sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya.

Pada masa pemerintahannya Raden Wijaya mengalami pemberontakan yang dilakukan oleh sahabat-sahabatnya yang pernah mendukung perjuangan dalam mendirikan Majapahit. Setelah Raden Wijaya wafat, ia digantikan oleh putranya Jayanegara. Jayanegara dikenal sebagai raja yang kurang bijaksana dan lebih suka bersenang-senang. Kondisi itulah yang menyebabkan pembantupembantunya melakukan pemberontakan.

Di antara pemberontakan tersebut, yang dianggap paling berbahaya adalah pemberontakan Kuti. Pada saat itu, pasukan Kuti berhasil menduduki ibu kota negara. Jayanegara terpaksa menyingkir ke Desa Badander di bawah perlindungan pasukan Bhayangkara pimpinan Gajah Mada. Gajah Mada kemudian menyusun strategi dan berhasil menghancurkan pasukan Kuti. Atas jasa-jasanya, Gajah Mada diangkat sebagai Patih Kahuripan (1319-1321) dan Patih Kediri (1322-1330).

Kerajaan Majapahit penuh dengan intrik politik dari dalam kerajaan itu sendiri. Kondisi yang sama juga terjadi menjelang keruntuhan Majapahit. Masa pemerintahan Tribhuwanattunggadewi Jayawisnuwarddani adalah pembentuk kemegahan kerajaan. Tribhuwana berkuasa di Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350. Ia diteruskan oleh putranya, Hayam Wuruk. Pada masa Hayam Wuruk itulah Majapahit berada di puncak kejayaannya. Hayam Wuruk disebut juga Rajasanagara. Ia memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389.

Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada, Majapahit mencapai zaman keemasan. Wilayah kekuasaan Majapahit sangat luas, bahkan melebihi luas wilayah Republik Indonesia sekarang. Oleh karena itu, Muhammad Yamin menyebut Majapahit dengan sebutan negara nasional kedua di Indonesia. Seluruh kepulauan di Indonesia berada di bawah kekuasaan Majapahit. Hal ini memang tidak dapat dilepaskan dan kegigihan Gajah Mada. Sumpah Palapa, ternyata benar-benar dilaksanakan. Dalam melaksanakan cita-citanya, Gajah Mada didukung oleh beberapa tokoh, misalnya Adityawarman dan Laksamana Nala. Di bawah pimpinan Laksamana Nala Majapahit membentuk angkatan laut yang sangat kuat. Tugas utamanya adalah mengawasi seluruh perairan yang ada di Nusantara.

Di bawah pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit mengalami kemajuan di berbagai bidang. Menurut Kakawin Nagarakertagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina. Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.

SUMPAH PALAPA
Pada saat diangkat sebagai Mahapatih Gajah Mada bersumpah bahwa ia tidak akan beristirahat (amukti palapa) jika belum dapat menyatukan seluruh Nusantara. Sumpah itu kemudian dikenal dengan Sumpah Palapa sebagai berikut ;
“Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, amunkalah ring Gurun, ring seran, Tanjungpura, ring Haru, ringPahang, Dompo,ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samanisun amukti palapa”.Artinya;“Setelah tunduk Nusantara, saya akan beristirahat; Sesudahkalah Gurun seran, Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali,Sunda, Palembang, Tumasik, barulah saya akan beristirahat”
a. Politik dan Pemerintahan
Majapahit telah mengembangkan sistem pemerintahan yang teratur. Raja memegang kekuasaan tertinggi. Dalam melaksanakan pemerintahan, raja dibantu oleh berbagai badan atau pejabat berikut.
  1. Rakryan Mahamantri Katrini, dijabat oleh para putra raja, terdiri atas Rakryan i Hino, Rakryan i Sirikan, dan Rakryan i Halu.
  2. Dewan Pelaksana terdiri atas Rakryan Mapatih \ Patih Mangkabumi, Rakryan Tumenggung, Rakryan Demung, Rakryan Rangga dan Rakryan Kanuruhan. Kelima pejabat ini dikenal sebagai Sang Panca ring Wilwatika. Di antara kelima pejabat itu Rakryan Mapatih \ Patih Mangkubumi merupakan pejabat yang paling penting. Ia menduduki tempat sebagai perdana menteri. Bersama sama raja, ia menjalankan kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu terdapat pula dewan pertimbangan yang disebut dengan Batara Sapta Prabu.
Struktur tersebut ada di pemerintah pusat. Di setiap daerah yang berada di bawah raja-raja, dibuatkan pula struktur yang mirip.

Untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, dibentuklah badan peradilan yang disebut dengan Saptopapati. Selain itu disusun pula kitab hukum oleh Gajah Mada yang disebut Kitab Kutaramanawa. Gajah Mada memang seorang negarawan yang mumpuni. Ia memahami pemerintahan strategi perang dan hukum. Untuk mengatur kehidupan beragama dibentuk badan \ pejabat yang disebut Dharmadyaksa. Dharmadyaksa adalah pejabat tinggi kerajaan yang khusus menangani persoalan keagamaan. Di Majapahit dikenal ada 2 Dharmadyaksa sebagai berikut.
  1. Dharmadyaksa ring Kasaiwan, mengurusi agama Syiwa (Hindu),
  2. Dharmadyaksa ring Kasogatan, mengurusi agama Buddha.
Dalam menjalankan tugas, masing-masing Dharmadyaksa dibantu oleh pejabat keagamaan yang diberi sebutan Sang Pamegat.

Kehidupan beragama di Majapahit berkembang semarak. Pemeluk yang beragama Hindu maupun Buddha saling bersatu. Pada masa itupun sudah dikenal semboyan Bhinneka Tunggal Ika, artinya, sekalipun berbeda-beda baik Hindu maupun Buddha pada hakikatnya adalah satu jua. Kemudian secara umum kita artikan berbeda-beda akhirnya satu jua.
Surya Majapahit
Surya Majapahit
Berkat kepemimpinan Hayam Wuruk dan Gajah Mada, kehidupan politik, dan stabilitas nasional Majapahit terjamin. Hal ini disebabkan pula karena kekuatan tentara Majapahit dan angkatan lautnya sehingga semua perairan nasional dapat diawasi. Majapahit juga menjalin hubungan dengan kerajaan lain. Hubungan dengan Siam, Birma, Kamboja, Anam, India, dan Cina berlangsung dengan baik. Dalam membina hubungan dengan luar negeri, Majapahit mengenal motto Mitreka Satata, artinya negara sahabat.

b. Kehidupan Sosial Ekonomi
Di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk, rakyat Majapahit hidup aman dan tenteram. Hayam Wuruk sangat memperhatikan rakyatnya. Keamanan dan kemakmuran rakyat diutamakan. Untuk itu dibangun jalan-jalan dan jembatan-jembatan. Dengan demikian lalu lintas menjadi lancar. Hal ini mendukung kegiatan keamanan dan kegiatan perekonomian, terutama perdagangan.
mata uang kuna, yang dipakai rakyat majapahit
Contoh mata uang kuna, yang dipakai rakyat majapahit
Lalu lintas perdagangan yang paling penting melalui sungai. Misalnya, Sungai Bengawan Solo dan Sungai Brantas. Akibatnya desa-desa di tepi sungai dan yang berada di muara serta di tepi pantai, berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan.
Cetakan mata uang gobang
Cetakan mata uang gobang
Hal itu menyebabkan terjadinya arus bolak-balik para pedagang yang menjajakan barang dagangannya dari daerah pantai \ muara ke pedalaman atau sebaliknya.Bahkan di daerah pantai berkembang perdagangan antar daerah, antar pulau, bahkan dengan pedagang dari luar. Kemudian timbullah kota-kota pelabuhan sebagai pusat pelayaran dan perdagangan. Beberapa kota pelabuhan yang penting pada zaman Majapahit, antara lain Canggu, Surabaya, Gresik, Sedayu, dan Tuban. Pada waktu itu banyak pedagang dari luar seperti dari Cina India, dan Siam.
Relief orang naik perahu
Relief orang naik perahu
Adanya pelabuhan-pelabuhan itu mendorong munculnya kelompok bangsawan kaya. Mereka menguasai pemasaran bahan-bahan dagangan pokok dari dan ke daerah-daerah Indonesia Timur dan Malaka.
Kegiatan pertanian juga dikembangkan. Sawah dan ladang dikerjakan secukupnya dan dikerjakan secara bergiliran. Hal ini maksudnya agar tanah tetap subur dan tidak kehabisan lahan pertanian. Tanggul-tanggul di sepanjang sungai diperbaiki untuk mencegah bahaya banjir.
Relief mengemas padi
Relief mengemas padi
c. Perkembangan Sastra dan Budaya
Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, bidang sastra mengalami kemajuan. Karya sastra yang paling terkenal pada zaman Majapahit adalah Kitab Negarakertagama. Kitab ini ditulis oleh Empu Prapanca pada tahun 1365 M. Di samping menunjukkan kemajuan di bidang sastra, Negarakertagama juga merupakan sumber sejarah Majapahit. Kitab lain yang penting adalah Sutasoma. Kitab ini disusun oleh Empu Tantular. Kitab Sutasoma memuat katakata yang sekarang menjadi semboyan negara Indonesia, yakni Bhinneka Tunggal Ika. Di samping itu, Empu Tantular juga menulis kitab Arjunawiwaha.

Sutasoma 139,4d-5d
Hyan Buddha tan pabi lawan siwarajadewa rwanekadhatu winuwus wara Buddhawisma bhineki rakwa rinapankenapanarwanosen manka n jiwatwa kalawan siwatatwa tunggal bhineka ika tan hanna dharma mangruwa

Artinya : “Dewa Buddha tidak berbeda dengan Siwa. Mahadewa di antara dewa-dewa. Keduanya dikatakan mengandung banyak unsur Buddha yang boleh dikatakan tidak terpisahkan dapat begitu saja dipisahkan menjadi dua? Jiwa Jina dan Jiwa Siwa adalah satu dalam hukum tidak terdapat dualisme.

Bidang seni bangunan juga berkembang. Banyak bangunan candi telah dibuat. Misalnya Candi Penataran dan Sawentar di daerah Blitar, Candi Tigawangi dan Surawana di dekat Pare, Kediri, serta Candi Tikus di Trowulan.

Candi Tikus
Candi Tikus
Keruntuhan Majapahit lebih disebabkan oleh ketidakpuasan sebagian besar keluarga raja, setelah turunnya Hayam Wuruk. Perang Paregrek telah melemahkan unsur-unsur kejayaan Majapahit. Meskipun peperangan berakhir, Majapahit terus mengalami kelemahan karena raja yang berkuasa tidak mampu lagi mengembalikan kejayaannya. Unsur lain yang menyebabkan runtuhnya Majapahit adalah semakin meluasnya pengaruh Islam pada saat itu.

Kemajuan peradaban Majapahit itu tidak hilang dengan runtuhnya kerajaan itu. Pencapaian itu terus dipertahankan hingga masa perkembangan Islam di Jawa. Peninggalan peradaban Majapahit juga dapat kita saksikan pada perkembangan lingkup kebudayaan Bali pada saat ini. Kebudayaan yang masih dikembangkan hingga masa Islam adalah cerita wayang yang berasal dari epos India yaitu Mahabharata dan Ramayana, serta kisah asmara Raden Panji dengan Sekar Taji (Galuh Candrakirana).

Selain itu dapat kita saksikan juga pada unsur arsitekturnya bentuk atap tumpang, seni ukir sulur-suluran dan tanaman melata, senjata keris, lokasi keramat, dan masih banyak lagi.

Related Posts:

Kerajaan Singhasari

Kerajaan Singhasari
Raja-Raja yang Memerintah Singhasari
1. Ken Arok (1222 – 1227 M)
Setelah berakhirnya Kerajaan Kediri, kemudian berkembang Kerajaan Singhasari. Pusat Kerajaan Singhasari kira-kira terletak di dekat kota Malang, Jawa Timur. Kerajaan ini didirikan oleh Ken Arok. Ken Arok berhasil tampil sebagai raja, walaupun ia berasal dari kalangan rakyat biasa. Menurut kitab Pararaton, Ken Arok adalah anak seorang petani dari Desa Pangkur, di sebelah timur Gunung Kawi, daerah Malang. Ibunya bernama Ken Endok.

Diceritakan, bahwa pada waktu masih bayi, Ken Arok diletakkan oleh ibunya di sebuah makam. Bayi ini kemudian ditemukan oleh seorang pencuri, bernama Lembong. Akibat dari didikan dan lingkungan keluarga pencuri, maka Ken Arok tumbuh menjadi seorang penjahat yang sering menjadi buronan pemerintah Kerajaan Kediri. Suatu ketika Ken Arok berjumpa dengan pendeta Lohgawe. Ken Arok mengatakan ingin menjadi orang baik-baik. Kemudian dengan perantaraan Lohgawe, Ken Arok diabdikan kepada seorang Akuwu (bupati) Tumapel, bernama Tunggul Ametung.
Patung Ken Dedes
Patung Ken Dedes
Setelah beberapa lama mengabdi di Tumapel, Ken Arok mempunyai keinginan untuk memperistri Ken Dedes, yang sudah menjadi istri Tunggul Ametung. Kemudian timbul niat buruk dari Ken Arok untuk membunuh Tunggul Ametung agar Ken Dedes dapat diperistri olehnya. Ternyata benar, Tunggul Ametung dapat dibunuh oleh Ken Arok dengan keris Empu Gandring. Setelah Tunggul Ametung terbunuh, Ken Arok menggantikan sebagai penguasa di Tumapel dan memperistri Ken Dedes. Pada waktu diperistri Ken Arok, Ken Dedes sudah mengandung tiga bulan, hasil perkawinan dengan Tunggul Ametung.

Pada waktu itu Tumapel hanya daerah bawahan Raja Kertajaya dari Kediri. Ken Arok ingin menjadi raja, maka ia merencanakan menyerang Kediri. Pada tahun 1222 M Ken Arok atas dukungan para pendeta melakukan serangan ke Kediri. Raja Kertajaya dapat ditaklukkan oleh Ken Arok dalam pertempurannya di Ganter, dekat Pujon, Malang. Setelah Kediri berhasil ditaklukkan, maka seluruh wilayah Kediri dipersatukan dengan Tumapel dan lahirlah Kerajaan Singhasari.


Setelah berdiri Kerajaan Singhasari, Ken Arok tampil sebagai raja pertama. Ken Arok sebagai raja bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Ken Arok memerintah selama lima tahun. Pada tahun 1227 M Ken Arok dibunuh oleh seorang pengalasan / pesuruh dan Batil, atas perintah Anusapati. Anusapati adalah putra Ken Dedes dengan Tunggul Ametung. Jenazah Ken Arok dicandikan di Kagenengan dalam bangunan perpaduan Syiwa-Buddha. Ken Arok meninggalkan beberapa putra. Bersama Ken Umang, Ken Arok memiliki empat putra, yaitu Panji Tohjoyo, Panji Sudatu, Panji Wregola, dan Dewi Rambi. Bersama Ken Dedes, Ken Arok mempunyai putra bernama Mahesa Wongateleng.

2. Anusapati
Candi Kidal
Candi Kidal
Tahun 1227 M Anusapati naik takhta Kerajaan Singhasari. Ia memerintah selama 21 tahun. Akan tetapi, ia belum banyak berbuat untuk pembangunan kerajaan. Lambat laun berita tentang pembunuhan Ken Arok sampai pula kepada Tohjoyo (putra Ken Arok). Oleh karena ia mengetahui pembunuh ayahnya adalah Anusapati, maka Tohjoyo ingin membalas dendam, yakni membunuh Anusapati. Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati memiliki kesukaan menyabung ayam maka ia mengajak Anusapati untuk menyabung ayam. Pada saat menyabung ayam, Tohjoyo berhasil membunuh Anusapati. Anusapati dicandikan di Candi Kidal dekat Kota Malang sekarang. Anusapati meninggalkan seorang putra bernama Ronggowuni.

3. Tohjoyo (1248 M)
Setelah berhasil membunuh Anusapati, Tohjoyo naik takhta. Masa pemerintahannya sangat singkat, Ronggowuni yang merasa berhak atas takhta kerajaan, menuntut takhta kepada Tohjoyo. Ronggowuni dalam hal ini dibantu oleh Mahesa Cempaka, putra dari Mahesa Wongateleng. Menghadapi tuntutan ini, maka Tohjoyo mengirim pasukannya di bawah Lembu Ampal untuk melawan Ronggowuni. Kemudian terjadi pertempuran antara pasukan Tohjoyo dengan pengikut Ronggowuni. Dalam pertempuran itu Lembu Ampal berbalik memihak Ronggowuni. Serangan pengikut Ronggowuni semakin kuat dan berhasil menduduki istana Singhasari. Tohjoyo berhasil meloloskan diri dan akhirnya meninggal di daerah Katang Lumbang akibat luka-luka yang dideritanya.


4. Ronggowuni (1248 - 1268 M)
Ronggowuni naik takhta Kerajaan Singhasari tahun 1248 M. Ronggowuni bergelar Sri Jaya Wisnuwardana. Dalam memerintah ia didampingi oleh Mahesa Cempaka yang berkedudukan sebagai Ratu Anggabaya. Mahesa Cempaka bergelar Narasimhamurti. Di samping itu, pada tahun 1254 M Wisnuwardana juga mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai raja muda / Yuwaraja. Pada saat itu Kertanegara masih sangat muda.

Singhasari di bawah pemerintahan Ronggowuni dan Mahesa Cempaka hidup dalam keadaan aman dan tenteram. Rakyat hidup dengan bertani dan berdagang. Kehidupan rakyat juga mulai terjamin. Raja memerintahkan untuk membangun benteng pertahanan di Canggu Lor.

Tahun 1268 M, Ronggowuni meninggal dunia dan dicandikan di 2 tempat, yakni sebagai Syiwa di Waleri dan sebagai Buddha Amogapasa di Jajagu. Jajagu kemudian dikenal dengan Candi Jago. Bentuk Candi Jago sangat menarik, yaitu kaki candi bertingkat 3 dan tersusun berundak-undak. Reliefnya datar dan gambar orangnya menyerupai wayang kulit di Bali. Tokoh satria selalu diikuti dengan punakawan. Tidak lama kemudian Mahesa Cempaka pun meninggal dunia. Ia dicandikan di Kumeper dan Wudi Kucir.

5. Kertanegara (1268 - 1292 M)
Tahun 1268 M Kertanegara naik takhta menggantikan Ronggowuni. Ia bergelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Kertanegara merupakan raja yang paling terkenal di Singhasari. Ia bercita-cita, Singhasari menjadi kerajaan yang besar. Untuk mewujudkan cita-citanya, maka Kertanegara melakukan berbagai usaha.

Perluasan Daerah Singhasari
Kertanegara menginginkan wilayah Singhasari hingga meliputi seluruh Nusantara. Beberapa daerah berhasil ditaklukkan, misalnya Bali, Kalimantan Barat Daya, Maluku, Sunda, dan Pahang. Penguasaan daerah-daerah di luar Jawa yang merupakan pelaksanaan politik luar negeri bertujuan untuk mengimbangi pengaruh Kubilai Khan dari Cina. Pada 1275 M Raja Kertanegara mengirimkan Ekspedisi Pamalayu di bawah pimpinan Mahesa Anabrang (Kebo Anabrang). Sasaran dari ekspedisi ini untuk menguasai Sriwijaya. Akan tetapi, untuk menguasainya harus melalui daerah sekitarnya termasuk bersahabat dan menanamkan pengaruh Singhasari di Melayu. Sebagai tanda persahabatan, Kertanegara menghadiahkan patung Amogapasa kepada penguasa Melayu. Ekspedisi Pamalayu diharapkan akan menggoyahkan Sriwijaya.

Dalam rangka memperkuat politik luar negeranya, Kertanegara menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di luar Kepulauan Indonesia. Misalnya dengan Raja Jayasingawarman III dan Kerajaan Campa. Bahkan Raja Jayasingawarman III memperistri salah seorang saudara perempuan dari Kertanegara.

Kertanegara memandang Cina sebagai saingan. Berkali-kali utusan Kaisar Cina memaksa Kertanegara agar mengakui kekuasaan Cina, namun ditolak oleh Kertanegara. Terakhir pada 1289 M datang utusan Cina yang dipimpin oleh Mengki. Kertanegara marah, Mengki disakiti dan disuruh kembali ke Cina. Hal inilah yang membuat marah Kaisar Cina yang bernama Kubilai Khan. Ia merencanakan membalas tindakan Kertanegara.

Perkembangan Politik dan Pemerintahan
Untuk menciptakan pemerintahan yang kuat dan teratur, Kertanegara telah membentuk badan-badan pelaksana. Raja sebagai penguasa tertinggi. Kemudian raja mengangkat tim penasihat yang terdiri atas Rakryan i Hino, Rakryan i Sirikan, dan Rakryan i Halu. Untuk membantu raja dalam pelaksanaan pemerintahan, diangkat beberapa pejabat tinggi kerajaan yang terdiri atas Rakryan Mapatih, Rakryan Demung dan Rakryan Kanuruhan. Selain itu, ada pegawai-pegawai rendahan.

Untuk menciptakan stabilitas politik dalam negeri, Kertanegara melakukan penataan di lingkungan para pejabat. Orang-orang yang tidak setuju dengan cita-cita Kertanegara diganti. Sebagai contoh, Patih Raganata (Kebo Arema) diganti oleh Aragani dan Banyak Wide dipindahkan ke Madura, menjadi Bupati Sumenep dengan nama Arya Wiraraja.

Kehidupan Agama
Pada masa pemerintahan Kertanegara, agama Hindu maupun Buddha berkembang dengan baik. Bahkan terjadi Sinkretisme antara agama Hindu dan Buddha, menjadi bentuk Syiwa-Buddha. Sebagai contoh, berkembangnya aliran Tantrayana. Kertanegara sendiri penganut aliran Tantrayana. Usaha untuk memperluas wilayah dan mencari dukungan dan berbagai daerah terus dilakukan oleh Kertanegara. Banyak pasukan Singhasari yang dikirim ke berbagai daerah. Antara lain pasukan yang dikirim ke tanah Melayu. Oleh karena itu, kekuatan ibu kota kerajaan berkurang. Keadaan ini diketahui oleh pihak-pihak yang tidak senang terhadap kekuasaan Kertanegara. Pihak yang tidak senang itu antara lain Jayakatwang, penguasa Kediri. Ia berusaha menjatuhkan kekuasaan Kertanegara. 

Saat yang dinantikan oleh Jayakatwang ternyata telah tiba. Istana Kerajaan Singhasari dalam keadaan lemah. Pasukan kerajaan hanya tersisa sebagian kecil. Pada saat itu, Kertanegara sedang melakukan upacara keagamaan dengan pesta pora, sehingga Kertanegara benar-benar lengah. Tiba-tiba, Jayakatwang menyerbu istana Kertanegara. Serangan Jayakatwang dibagi menjadi dua arah. Sebagian kecil pasukan Kediri menyerang dari arah utara untuk memancing pasukan Singhasari keluar dari pusat kerajaan. Sementara itu induk pasukan Kediri bergerak dan menyerang dari arah selatan. Untuk menghadapi serangan Jayakatwang, Kertanegara mengirimkan pasukan yang ada di bawah pimpinan Raden Wijaya dan Pangeran Ardaraja.

Ardaraja adalah anak Jayakatwang dan menantu dari Kertanegara. Pasukan Kediri yang datang dari arah utara dapat dikalahkan oleh pasukan Raden Wijaya Akan tetapi, pasukan inti dengan leluasa masuk dan menyerang istana, sehingga berhasil menewaskan Kertanegara. Peristiwa ini terjadi pada 1292 M. Raden Wijaya dan pengikutnya kemudian meloloskan diri setelah mengetahui istana kerajaan dihancurkan oleh pasukan Kediri. Sedangkan Ardaraja membalik dan bergabung dengan pasukan Kediri.

Jenazah Kertanegara kemudian dicandikan di 2 tempat, yakni di Candi Jawi di Pandaan dan di Candi Singosari, di daerah Singosari, Malang.
Arca Joko Dolok dipercaya sebagai perwujudan Kertanegara
Arca Joko Dolok dipercaya sebagai perwujudan Kertanegara
Sebagai raja yang besar, nama Kertanegara diabadikan di berbagai tempat. Bahkan di Surabaya ada sebuah arca Kertanegara yang menyerupai bentuk arca Buddha. Arca Kertanegara itu dinamakan arca Joko Dolok. Dengan terbunuhnya Kertanegara maka berakhirlah Kerajaan Singhasari.

Related Posts:

Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri
Kehidupan politik pada bagian awal di Kerajaan Kediri ditandai dengan perang saudara antara Samarawijaya yang berkuasa di Panjalu dan Panji Garasakan yang berkuasa di Jenggala. Mereka tidak dapat hidup berdampingan. Pada tahun 1052 M terjadi peperangan perebutan kekuasaan di antara kedua belah pihak. Pada tahap pertama Panji Garasakan dapat mengalahkan Samarawijaya, sehingga Panji Garasakan berkuasa. Di Jenggala kemudian berkuasa raja-raja pengganti Panji Garasakan. Tahun 1059 M yang memerintah adalah Samarotsaha. Akan tetapi setelah itu tidak terdengar berita mengenal Kerajaan Panjalu dan Jenggala.
wilayah kekuasaan kediri
Wilayah kekuasaan Kediri
Baru pada tahun 1104 M tampil Kerajaan Panjalu sebagai rajanya Jayawangsa. Kerajaan ini lebih dikenal dengan nama Kerajaan Kediri dengan ibu kotanya di Daha. Tahun 1117 M Bameswara tampil sebagai Raja Kediri Prasasti yang ditemukan, antara lain Prasasti Padlegan (1117 M) dan Panumbangan (1120 M). Isinya yang penting tentang pemberian status perdikan untuk beberapa desa. Pada tahun 1135 M tampil raja yang sangat terkenal, yakni Raja Jayabaya. Ia meninggalkan tiga prasasti penting, yakni Prasasti Hantang atau Ngantang (1135 M), Talan (1136 M) dan Prasasti Desa Jepun (1144 M). Prasasti Hantang memuat tulisan panjalu jayati, artinya panjalu menang. Hal itu untuk mengenang kemenangan Panjalu atas Jenggala. Jayabaya telah berhasil mengatasi berbagai kekacauan di kerajaan.

Di kalangan masyarakat Jawa, nama Jayabaya sangat dikenal karena adanya Ramalan atau Jangka Jayabaya. Pada masa pemerintahan Jayabaya telah digubah Kitab Baratayuda oleh Empu Sedah dan kemudian dilanjutkan oleh Empu Panuluh.

Perkembangan Politik, Sosial, dan Ekonomi
Sampai masa awal pemerintahan Jayabaya, kekacauan akibat pertentangan dengan Janggala terus berlangsung.Baru pada tahun 1135 M Jayabaya berhasil memadamkan kekacauan itu. Sebagai bukti, adanya kata-kata panjalu jayati pada prasasti Hantang. Setelah kerajaan stabil, Jayabaya mulai menata dan mengembangkan kerajaannya. Kehidupan Kerajaan Kediri menjadi teratur. Rakyat hidup makmur. Mata pencaharian yang penting adalah pertanian dengan hasil utamanya padi. Pelayaran dan perdagangan juga berkembang.

Hal ini ditopang oleh Angkatan Laut Kediri yang cukup tangguh. Armada laut Kediri mampu menjamin keamanan perairan Nusantara. Di Kediri telah ada Senopati Sarwajala (panglima angkatan laut). Bahkan Sriwijaya yang pernah mengakui kebesaran Kediri, yang telah mampu mengembangkan pelayaran dan perdagangan. Barang perdagangan di Kediri antara lain emas, perak, gading, kayu cendana, dan pinang. Kesadaran rakyat tentang pajak sudah tinggi. Rakyat menyerahkan barang atau sebagian hasil buminya kepada pemerintah.

Menurut berita Cina, dan kitab Ling-wai-tai-ta diterangkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari orang-orang memakai kain sampai di bawah lutut. Rambutnya diurai. Rumah-rumah mereka bersih dan teratur, lantainya ubin yang berwarna kuning dan hijau. Dalam perkawinan, keluarga pengantin wanita menerima mas kawin berupa emas. Rajanya berpakaian sutera, memakai sepatu, dan perhiasan emas. Rambutnya disanggul ke atas. Kalau bepergian, Raja naik gajah atau kereta yang diiringi oleh 500 sampai 700 prajurit.

Di bidang kebudayaan, yang menonjol adalah perkembangan seni sastra dan pertunjukan wayang. Di Kediri dikenal adanya wayang panji.

Beberapa karya sastra yang terkenal, sebagai berikut;
1. Kitab Baratayuda
Kitab Baratayudha ditulis pada zaman Jayabaya, untuk memberikan gambaran terjadinya perang saudara antara Panjalu melawan Jenggala. Perang saudara itu digambarkan dengan perang antara Kurawa dengan Pandawa yang masingmasing merupakan keturunan Barata.

2. Kitab Kresnayana
Kitab Kresnayana ditulis oleh Empu Triguna pada zaman Raja Jayaswara. Isinya mengenai perkawinan antara Kresna dan Dewi Rukmini.

3. Kitab Smaradahana
Kitab Smaradahana ditulis pada zaman Raja Kameswari oleh Empu Darmaja. Isinya menceritakan tentang sepasang suami istri Smara dan Rati yang menggoda Dewa Syiwa yang sedang bertapa. Smara dan Rail kena kutuk dan mati terbakar oleh api (dahana) karena kesaktian Dewa Syiwa. Akan tetapi, kedua suami istri itu dihidupkan lagi dan menjelma sebagai Kameswara dan permaisurinya.

4. Kitab Lubdaka
Kitab Lubdaka ditulis oleh Empu Tanakung pada zaman Raja Kameswara. Isinya tentang seorang pemburu bernama Lubdaka. Ia sudah banyak membunuh. Pada suatu ketika ia mengadakan pemujaan yang istimewa terhadap Syiwa, sehingga rohnya yang semestinya masuk neraka, menjadi masuk surga.

Raja yang terakhir di Kerajaan Kediri adalah Kertajaya / Dandang Gendis. Pada masa pemerintahannya, terjadi pertentangan antara raja dan para pendeta atau kaum brahmana, karena Kertajaya berlaku sombong dan berani melanggar adat. Hal ini memperlemah pemerintahan di Kediri.Para brahmana kemudian mencari perlindungan kepada Ken Arok yang merupakan penguasa di Tumapel. Pada tahun 1222 M, Ken Arok dengan dukungan kaum brahmana menyerang Kediri. Kediri dapat dikalahkan oleh Ken Arok.

Related Posts:

Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno
Pada pertengahan abad ke-8 di Jawa bagian tengah berdiri sebuah kerajaan baru. Kerajaan itu kita kenal dengan nama Kerajaan Mataram Kuno. Mengenai letak dan pusat Kerajaan Mataram Kuno tepatnya belum dapat dipastikan. Ada yang menyebutkan pusat kerajaan di Medang dan terletak di Poh Pitu. Sementara itu letak Poh Pitu sampai sekarang belum jelas. Keberadaan lokasi kerajaan itu dapat diterangkan berada di sekeliling pegunungan, dan sungaisungai. Di sebelah utara terdapat Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, dan Sindoro; di sebelah barat terdapat Pegunungan Serayu; di sebelah timur terdapat Gunung Lawu, serta di sebelah selatan berdekatan dengan Laut Selatan dan Pegunungan Seribu. Sungai-sungai yang ada, misalnya Sungai Bogowonto, Elo, Progo, Opak, dan Bengawan Solo. Letak Poh Pitu mungkin di antara Kedu sampai sekitar Prambanan.

Untuk mengetahui perkembangan Kerajaan Mataram Kuno dapat digunakan sumber yang berupa prasasti. Ada beberapa prasasti yang berkaitan dengan Kerajaan Mataram Kuno di antaranya Prasasti Canggal, Prasasti Kalasan, Prasasti Klura, Prasasti Kedu atau Prasasti Balitung. Di samping beberapa prasasti tersebut, sumber sejarah untuk Kerajaan Mataram Kuno juga berasal dari berita Cina.
Salah satu situs liangan, sisa peninggalan Mataram Kuno
Salah satu situs liangan, sisa peninggalan Mataram Kuno
Perkembangan Pemerintahan
Sebelum Sanjaya berkuasa di Mataram Kuno, di Jawa sudah berkuasa seorang raja bernama Sanna. Menurut prasasti Canggal yang berangka tahun 732 M, diterangkan bahwa Raja Sanna telah digantikan oleh Sanjaya. Raja Sanjaya adalah putra Sanaha, saudara perempuan dari Sanna. Dalam Prasasti Sojomerto yang ditemukan di Desa Sojomerto, Kabupaten Batang, disebut nama Dapunta Syailendra yang beragama Syiwa (Hindu). Diperkirakan Dapunta Syailendra berasal dari Sriwijaya dan menurunkan Dinasti Syailendra yang berkuasa di Jawa bagian tengah.
Prasasti Canggal dan Solomerto
Prasasti Canggal dan Solomerto
Dalam hal ini Dapunta Syailendra diperkirakan yang menurunkan Sanna, sebagai raja di Jawa. Sanjaya tampil memerintah Kerajaan Mataram Kuno pada tahun 717-780 M. Ia melanjutkan kekuasaan Sanna. Sanjaya kemudian melakukan penaklukan terhadap raja-raja kecil bekas bawahan Sanna yang melepaskan diri. Setelah itu, pada tahun 732 M Raja Sanjaya mendirikan bangunan suci sebagai tempat pemujaan. Bangunan ini berupa lingga dan berada di atas Gunung Wukir (Bukit Stirangga). Bangunan suci itu merupakan lambang keberhasilan Sanjaya dalam menaklukkan raja-raja lain.

Raja Sanjaya bersikap arif, adil dalam memerintah, dan memiliki pengetahuan luas. Para pujangga dan rakyat hormat kepada rajanya. Oleh karena itu, di bawah pemerintahan Raja Sanjaya, kerajaan menjadi aman dan tenteram. Rakyat hidup makmur. Mata pencaharian penting adalah pertanian dengan hasil utama padi. Sanjaya juga dikenal sebagai raja yang paham akan isi kitab-kitab suci. Bangunan suci dibangun oleh Sanjaya untuk pemujaan lingga di atas Gunung Wukir, sebagai lambang telah ditaklukkannya raja-raja kecil di sekitarnya yang dulu mengakui kemaharajaan Sanna.
Candi Kalasan
Candi Kalasan
Setelah Raja Sanjaya wafat, ia digantikan oleh putranya bernama Rakai Panangkaran. Panangkaran mendukung adanya perkembangan agama Buddha. Dalam Prasasti Kalasan yang berangka tahun 778, Raja Panangkaran telah memberikan hadiah tanah dan memerintahkan membangun sebuah candi untuk Dewi Tara dan sebuah biara untuk para pendeta agama Buddha. Tanah dan bangunan tersebut terletak di Kalasan. Prasasti Kalasan juga menerangkan bahwa Raja Panangkaran disebut dengan nama Syailendra Sri Maharaja Dyah Pancapana Rakai Panangkaran. Raja Panangkaran kemudian memindahkan pusat pemerintahannya ke arah timur.

Raja Panangkaran dikenal sebagai penakluk yang gagah berani bagi musuh-musuh kerajaan. Daerahnya bertambah luas. Ia juga disebut sebagai permata dari Dinasti Syailendra. Agama Buddha Mahayana waktu itu berkembang pesat. Ia juga memerintahkan didirikannya bangunan-bangunan suci. Misalnya, Candi Kalasan dan arca Manjusri.

Setelah kekuasaan Penangkaran berakhir, timbul persoalan dalam keluarga Syailendra, karena adanya perpecahan antara anggota keluarga yang sudah memeluk agama Buddha dengan keluarga yang masih memeluk agama Hindu (Syiwa).Hal ini menimbulkan perpecahan di dalam pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno. Satu pemerintahan dipimpin oleh tokoh-tokoh kerabat istana yang menganut agama Hindu berkuasa di daerah Jawa bagian utara. Kemudian keluarga yang terdiri atas tokoh-tokoh yang beragama Buddha berkuasa di daerah Jawa bagian selatan. Keluarga Syailendra yang beragama Hindu meninggalkan bangunan-bangunan candi di Jawa bagian utara. Misalnya, candi-candi kompleks Pegunungan Dieng (Candi Dieng) dan kompleks Candi Gedongsongo. Kompleks Candi Dieng memakai nama-nama tokoh wayang seperti Candi Bima, Puntadewa, Arjuna, dan Semar.

Sementara yang beragama Buddha meninggalkan candi-candi seperti Candi Ngawen, Mendut, Pawon dan Borobudur. Candi Borobudur diperkirakan mulai dibangun oleh Samaratungga pada tahun 824 M. Pembangunan kemudian dilanjutkan pada zaman Pramudawardani dan Pikatan.

Perpecahan di dalam keluarga Syailendra tidak berlangsung lama. Keluarga itu akhirnya bersatu kembali. Hal ini ditandai dengan perkawinan Rakai Pikatan dan keluarga yang beragama Hindu dengan Pramudawardani, putri dari Samaratungga. Perkawinan itu terjadi pada tahun 832 M. Setelah itu, Dinasti Syailendra bersatu kembali di bawah pemerintahan Raja Pikatan.

Candi Borobudur Mahakarya Dynasti Syailendra
Pada awal abad ke-21, kita sering mendengarkan dan membicarakan tentang kebudayaan lokal dalam menghadapi globalisasi. Setidaknya hal itu sudah dialami oleh bangsa kita sejak abad ke-8, atau bahkan jauh ke masa lampau. Bukti nyata dari itu adalah Candi Borobudur, yang kemudian dikukuhkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO, pada tahun 1991 Candi Borobudur didirikan oleh Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra pada abad ke-9.
Candi Borobudur
Candi Borobudur
Candi itu terletak di antara dua bukit, tepatnya di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Candi Borobudur yang terletak pada satu garis lurus dengan Candi Pawon dan Candi Mendut dipandang sebagai satu kesatuan. Letak candi seperti ini sesuai dengan aturan yang disebut dalam kitab-kitab pedoman para seniman agama di India. kitab itu disebut dengan Vastusastra. Suatu kitab yang menjelaskan tentang bangunan suci agama Hindu. Namun demikian, aturan-aturannya juga digunakan sebagai desain bangunan suci agama Buddha.

Borobudur merupakan karya yang unik. Susunan Candi Borobudur berbeda dengan susunan candi di India. Pada umumnya susunan candi di India berdiri di atas fondasi yang tertanam di dalam tanah. Fondasi tersebut berdenah dengan jari-jari delapan. Di titik tengah terdapat tiang yang dibuat tembus ke atas permukaan tanah, dan diteruskan menjadi tongkat dengan payung. Candi Borobudur didirikan langsung di atas bukit tanpa fondasi yang ditanam di dalam tanah seperti yang terdapat di India. Dilihat dari susunannya, Candi Borobudur merupakan sebuah teras-stupa. Kaki stupa berbentuk undak teras persegi, disusul teras mengalir yang dihiasi stupa. Susunan candi ini memperlihatkan kuatnya pengaruh kebudayaan Jawa pada abad ke-8.

Bangunan ini dinamai Bhumisambharabhudara yang artinya adalah bukit peningkatan kebijakan setelah melampaui sepuluh tingkat Boddhisattwa. Borobudur sendiri terdiri dari sepuluh tingkatan, yang dapat dipahami sebagai lambang ke-10, jalan Boddhisattwa. Candi itu berbentuk bujur sangkar, dengan ukuran 123 m x 123 m di bagian kakinya. Bentuk bangunan seperti itu dapat ditafsirkan sebagai bentuk mandala. Tinggi Candi Borobudur adalah 35,4 m. Secara vertikal Candi Borobudur terdiri dari dua pola, yaitu pola undak-undak persegi dan pola bangun vertikal. Karena bentuknya itulah Candi Borobudur dapat dipahami sebagai sebuah stupa yang besar.

Dalam agama Buddha stupa merupakan perwujudan dari makrokosmos yang terdiri dari tiga tingkatan, yaitu kamadatu, rupadatu, dan arupadatu. Kamadatu merupakan alam bawah, bagian ini berada di bagian bawah Candi Borobudur. Pada kamadatu terdapat relief karmawibangga, yaitu suatu hukum sebab akibat, yang merupakan hasil perbuatan manusia. Arupadatu adalah alam atas, yaitu tempat para dewa. Bagian ini berada pada tingkat ketiga, termasuk stupa induk berada di atas rupadatu. Cara membaca relief pada dinding Candi Barobudur searah dengan jarum jam. Sebagai candi pemujaan, Borobudur mempunyai hubungan dengan Candi Mendut dan Candi Pawon. Ketiga candi itu menunjukkan proses suatu ritual keagamaan. Mula-mula ritual keagamaan dilakukan di Candi Mendut. Kemudian dilakukan persiapan di Candi Pawon dan puncak ritual keagamaan dilakukan di Candi Borobudur.

Dari arca dan relief yang terdapat pada dinding dan pagar candi menunjukkan bahwa Candi Borobudur sebagai penganut agama Buddha aliran Mahayana. Dari arca dan relief itu juga dapat dilihat adanya penyatuan ajaran Mahayana dan Tantrayana, sesuai filsafat Yogacara. Dalam relief itu tergambar tentang kehidupan sehari-hari di Jawa, seperti cara berpakaian, rumah tinggal, candi, alat berburu, alat-alat keperluan sehari-hari, serta jenis-jenis tanaman.

Dalam Kitab Sang Hyang Kamahayanikan Mantranaya, pada abad ke-10, Mpu Sindok dari Dinasti Isana menyebarkan ajaran dari India, yaitu agama Buddha. Ajaran itu disebarkan di Jawa dan disesuaikan dengan pengetahuan penduduk pada saat itu. Lebih jauh lagi hasil pengetahuan itu diwujudkan dalam bentuk bangunan candi oleh penduduk Jawa, bukan oleh penduduk India. Candi itu kemudian digunakan sebagai sarana ibadah mereka. Bukti itu ditunjukkan dengan tidak adanya Kampung Keling yang berada di sekitar Candi Borobudur. Bukti lainnya itu ditemukannya tulisan yang memakai huruf Jawa kuno, dengan bahasa Sanskerta, dengan tidak menggunakan tata bahasa Sanskerta.
Rupadhatu
Rupadhatu
Kamadhatu
Kamadhatu
Kelompok Arjuna kompleks Candi Dieng di Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah
Kelompok Arjuna kompleks Candi Dieng di Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah
Setelah Samaratungga wafat, anaknya dengan Dewi Tara yang bernama Balaputradewa menunjukkan sikap menentang terhadap Pikatan. Kemudian terjadi perang perebutan kekuasaan antara Pikatan dengan Balaputradewa. Dalam perang ini Balaputradewa membuat benteng pertahanan di perbukitan di sebelah selatan Prambanan. Benteng ini sekarang kira kenal dengan Candi Boko.

Dalam pertempuran, Balaputradewa terdesak dan melarikan diri ke Sumatra. Balaputradewa kemudian menjadi raja di Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Mataram Kuno daerahnya bertambah luas. Kehidupan agama berkembang pesat tahun 856 Rakai Pikatan turun takhta dan digantikan oleh Kayuwangi atau Dyah Lokapala. Kayuwangi kemudian digantikan oleh Dyah Balitung. Raja Balitung merupakan raja yang terbesar. Ia memerintah pada tahun 898-911 M dengan gelar Sri Maharaja Rakai Wafukura Dyah Balitung Sri Dharmadya Mahasambu. Pada pemerintahan Balitung bidang-bidang politik, pemerintahan, ekonomi, agama, dan kebudayaan mengalami kemajuan. Ia telah membangun Candi Prambanan sebagai candi yang anggun dan megah. Relief-reliefnya sangat indah.
Kompleks Percandian Gedongsongo, terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
Kompleks Percandian Gedongsongo, terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
Sesudah pemerintahan Balitung berakhir, Kerajaan Mataram mulai mengalami kemunduran. Raja yang berkuasa setelah Balitung adalah Daksa, Tulodong, dan Wawa. Beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran Mataram Kuno antara lain adanya bencana alam dan ancaman dari musuh yaitu Kerajaan Sriwijaya.

Pesona Legenda Candi Prambanan
Lara Jonggrang adalah seorang putri semata wayang Raja Boko, Penguasa Kerajaan Medang Kamuan. Karena kecantikannya, seorang pangeran bernama Bandung Bondowoso berniat menyuntingnya sebagai istri. Raja Boko mengabulkan permintaan Bandung Bondowoso, bila pangeran itu dapat mengalahkannya. Bandung Bondowoso ternyata dapat mengalahkan Raja Boko.
Candi Prambanan
Candi Prambanan
Namun Lara Jonggrang tidak mau dipersunting oleh pembunuh ayahnya, ia pun tidak berani untuk menolak. Lara Jonggrang pun memberikan syarat pada Bandung untuk membuat seribu candi lengkap dengan arcanya dalam waktu semalam.

Bandung Bandowoso dengan dibantu sepasukan jin, hampir dapat meyelesaikan permintaan Lara Jonggrang. Saat mendengar suara kokok ayam bersautan dan melihat langit di ufuk timur memerah, para jin itu melarikan diri sebelum pekerjaannya selesai. Melihat tipu daya Lara Jonggrong, Bandung Bondowoso mengutuknya menjadi arca batu yang ke seribu untuk melengkapi jumlah keseluruhan arca.

Lara Jonggrang sering kali diwujudkan sebagai arca Durga Mahisasuramawardini yang berada di bilik utara Candi Siwa. Lara Jonggrang secara harfiah diartikan sebagai seorang gadis cantik semampai. Pada kompleks percandian,sosok Lara Jonggrang diwujudkan pada bangunan paling tinggi dari keseluruhan Candi Prambanan. Dari kondisi itu kita dapat menafsirkan, bahwa legenda Bandung Bondowo itu muncul sebagai cerita rakyat penduduk Prambanan saat Candi Siwa masih berdiri kokoh. Jadi Candi Prambanan merupakan sebuah karya monumen kejayaan Mataram Kuno yang berdiri tinggi tegak di dataran Prambanan yang subur. Kawasan Candi Prambanan sejak tahun 1991 ditetapkan sebagai situs cagar budaya dunia oleh UNESCO. Bagi bangsa Indonesia pengakuan itu sangat membanggakan.

Candi Prambanan dibangun pada abad ke-9 Masehi atas perintah raja, pada masa puncak kejayaan Dinasti Sanjaya. Pada masa itulah ia mendirikan Candi Prambanan menurut model candi-candi Syailendra. Candi Prambanan terletak di Desa Prambanan. Candi itu pertama ditemukan oleh Calons pada tahun 1733 M. Bangunan candi itu dibangun untuk sebuah dharma bagi agama Hindu. Candi Prambanan merupakan bangunan suci agama Hindu yang ditujukan untuk memperkuat keberadaan agama itu di wilayah selatan Jawa. Candi itu dibangun atas perintah Raja Rakai Pikatan. Kompleks Prambanan terdiri atas Candi Siwa, Candi Hamsa, Candi Wisnu, Candi Nandi, Candi Garuda dan dua buah Candi Apit yang semuanya berada di halaman pertama. Delapan candi penjaga arah mata angin dan kurang lebih 200 candi perwara yang mengelilingi inti pusat.

Candi utama adalah Candi Siwa dengan empat ruangan. Ruang utama berisi patung Siwa sebagai mahadewa. Di sebelah utara terdapat Lara Jonggrang atau Siwa sebagai Durga Mahesasuramardin. Bagian timur terdapat patung Ganesa. Pada dinding Candi Siwa itu terdapat relief Ramayana, yang berisi tentang titisan Wisnu hingga Rama menyeberang ke lautan. Cara membaca relief pada candi itu searah dengan jarum jam. Candi itu digunakan hanya sebagai tempat pemujaan.

Candi kedua yang terbesar adalah Candi Brahma. Dalam candi ini terdapat patung Brahma. Juga terdapat relief yang menggambarkan epik Ramayana. Pada bagian ini menceritakan tentang Rama menyerang Alengka dan Sinta membakar diri, / dikenal dengan cerita “pati obong”. Candi ketiga adalah Candi Wisnu yang terdapat arca Wisnu di dalamnya. Dalam dinding candi ini terdapat relief yang menceritakan tentang Kernayana. Candi Prambanan merupakan candi termegah pada saat itu, kemegahannya tersohor hingga sampai ke Asia Tenggara. Candi Sewu yang berada di sekeliling Candi Prambanan mempunyai latar belakang agama Buddha. Hal itu dilihat dari arsitektur bentuk candi yang bentuk seperti stupa daripada Candi Prambanan. Di samping bentuknya juga dicirikan dengan puncak candi yang berbentuk stupa. Puncak candi itu merupakan satu di antara lambang dari agama Buddha.

Candi itu kurang lebih terdiri dari 240 bangunan. Bangunan candi sendiri dibangun dalam areal seluas kurang lebih 49.284 m. Candi itu diresmikan oleh Rakai Kayuwangi, pada tahun 778 Saka (856 Masehi). Dalam Prasasti Siwagraha tertuliskan tentang pembuatan Candi Prambanan. Candi dan gapuranya dikerjakan oleh beratus ratus pekerja. Dari segi arsitektur bangunan, Candi Prambanan dan Candi Sewu masih menampakkan ciri-ciri arsitektur Buddhis. Teknik pembangunan candi itu dengan menggunakan ikatan pada setiap bata-batanya. Keistimewaan bangunan itu terletak pada bentuk candi yang menjulang tinggi pada tanah datar. Candi Prambanan merupakan candi tertinggi dengan bentuk menara. Candi Prambanan berada dalam kawasan yang memiliki kepadatan bangunan candi yang beragam. Khususnya pada bagian sisi timur Kali Opak, terdapat Candi Bubrah, Lumbung, dan Sewu.

Keempat candi besar yang berderat itu memiliki kesatuan mandala. Kedekatan letak Candi Prambanan dengan candi-candi agama Buddha menunjukkan adanya toleransi antara penduduk yang beragama Hindu dengan penduduk yang beragama Buddha pada masa Mataram Kuno itu.


Kekuasaan Dinasti Isyana
Pertentangan di antara keluarga Mataram, tampaknya terus berlangsung hingga masa pemerintahan Mpu Sindok pada tahun 929 M. Pertikaian yang tidak pernah berhenti menyebabkan Mpu Sindok memindahkan ibu kota kerajaan dari Medang ke Daha (Jawa Timur) dan mendirikan dinasti baru yaitu Dinasti Isyanawangsa. Di samping karena pertentangan keluarga, pemindahan pusat kerajaan juga dikarenakan kerajaan mengalami kehancuran akibat letusan Gunung Merapi. Berdasarkan prasasti, pusat pemerintahan Keluarga Isyana terletak di Tamwlang. Letak Tamwlang diperkirakan dekat Jombang, sebab di Jombang masih ada desa yang namanya mirip, yakni desa Tambelang. Daerah kekuasaannya meliputi Jawa bagian timur, Jawa bagian tengah, dan Bali.

Setelah Mpu Sindok meninggal, ia digantikan oleh anak perempuannya bernama Sri Isyanatunggawijaya. Ia naik takhta dan kawin dengan Sri Lokapala. Dari perkawinan ini lahirlah putra yang bernama Makutawangsawardana. Makutawangsawardana naik takhta menggantikan ibunya. Kemudian pemerintahan dilanjutkan oleh Dharmawangsa. Dharmawangsa Tguh yang memeluk agama Hindu aliran Waisya. Pada masa pemerintahannya, Dharmawangsa Tguh memerintahkan untuk menyadur kitab Mahabarata dalam bahasa Jawa Kuno. Setelah Dharmawangsa Tguh turun takhtah ia digantikan oleh Raja Airlangga, yang saat itu usianya masih 16 tahun. Hancurnya kerajaan Dharmawangsa menyebabkan Airlangga berkelana ke hutan. Selama di hutan ia hidup bersama pendeta sambil mendalami agama. Airlangga kemudian dinobatkan oleh pendeta agama Hindu dan Buddha sebagai raja. Begitulah kehidupan agama pada masa Mataram Kuno.

Meskipun mereka berbeda aliran dan keyakinan, penduduk Mataram Kuno tetap menghargai perbedaan yang ada. Setelah dinobatkan sebagai raja, Airlangga segera mengadakan pemulihan hubungan baik dengan Sriwijaya, bahkan membantu Sriwijaya ketika diserang Raja Colamandala dari India Selatan. Pada tahun 1037 M, Airlangga berhasil mempersatukan kembali daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Dharmawangsa, meliputi seluruh Jawa Timur. Airlangga kemudian memindahkan ibu kota kerajaannya dari Daha ke Kahuripan. Pada tahun 1042, Airlangga mengundurkan diri dari takhta kerajaan, lalu hidup sebagai pertapa dengan nama Resi Gentayu (Djatinindra). Menjelang akhir pemerintahannya Airlangga menyerahkan kekuasaanya pada putrinya Sangrama Wijaya Tungga-Dewi. Namun, putrinya itu menolak dan memilih untuk menjadi seorang petapa dengan nama Ratu Giriputri.

Airlangga memerintahkan Mpu Bharada untuk membagi 2 kerajaan. Kerajaan itu adalah Kediri dan Janggala. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya perang saudara di antara kedua putranya yang lahir dari selir. Kerajaan Janggala di sebelah timur diberikan kepada putra sulungnya yang bernama Garasakan (Jayengrana), dengan ibu kota di Kahuripan (Jiwana). Wilayahnya meliputi daerah sekitar Surabaya sampai Pasuruan, dan Kerajaan Panjalu (Kediri). Kerajaan Kediri di sebelah barat diberikan kepada putra bungsunya yang bernama Samarawijaya (Jayawarsa) dengan ibu kota di Kediri (Daha), meliputi daerah sekitar Kediri dan Madiun.

Kerajaan Kediri adalah kerajaan pertama yang mempunyai sistem administrasi kewilayahan negara berjenjang. Hierarki kewilayahan dibagi atas tiga jenjang. Struktur paling bawah dikenal dengan thani (desa). Desa ini terbagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi yang dipimpin oleh seorang duwan. Setingkat lebih tinggi di atasnya disebut wisaya, yaitu sekumpulan dari desa-desa. Tingkatan paling tinggi yaitu negara atau kerajaan yang disebut dengan bhumi.

Related Posts: