Masuknya Bangsa Barat ke Cina

Masuknya Bangsa Barat ke Cina
Bangsa barat yang pertama kali masuk di Cian adalah bangsa Portugis. Sebelum mereka datang ke Cina, orang Cina memang sudah mendengar tentang akan kedatangan mereka, karena raja Malaka melarikan diri ke Cina untuk mengadu bahwa negeri-nya diserbu oleh orang-orang liar dari Barat. Orang-orang Portugis pertama sampai di kanton pada tahun 1514 (Nio Yu-Lan, 1950: 148).
Masuknya Bangsa Barat ke Cina

Di antara mereka dari rombongan bangsa Portugis terdapat Rafeal Peress trello, ia adalah seorang anak Colombus. Pada 1517, Fernao Peres Andrade seorang Portugis sampai di kota Kanton dan mengadakan perhubungan dengan pembesar-pembesar Cina. Dia sebagai utusan dari Raja Portugal yakni Tome Pires. Untuk itu maka dia diperkenankan mengunjungi Peking. Sikap manis dari pembesar-pembesar Cina berubah, karena perbuatan Pires Andrade yang tiba dalam 1917 ternyata dalam tahun 1519 telah berdiri benteng di suatu pulau, dan melarang saudagar-saudagar dari Siam, Kamboja, dan negeri-negeri lainnya dilarang menjual barang-barangnya sendiri. Bangsa-bangsa Siam, Kamboja dan yang lain-lain dinilai dituduh telah melakukan perbuatan yang melanggar undang-undang dan melakukan pembajakan disepanjang pesisir Foochow sampai ke Ningpo.

Orang-orang Cina menuduh Portugis telah menculik anak-anak mereka “untuk dimakan”. Orang Portugis sendiri mengatakan bahwa anak-anak itu dibeli oleh para pedagang Portugis untuk dijadikan budak-budak. Selain dari semua itu adanya surat yang dibawa Dom Manul dari Portugis yang ditujukan kepada Kaisar Tiongkok yang isinya menunjukkan bukan sebagai negeri yang membayar upeti.

Hal ini semua akhirnya mengakibatkan kemarahan Kaisar Cina, yang kemudian menyebabkan perdagangan dengan orang-orang Portugis dilarang dan mereka ini diperintahkan untuk meninggalkan Cina. Sedangkan Pires Andrade dipenjarakan sampai Malaka kembalikan kepada raja yang berhak oleh orang-orang Portugis. Pires akhirnya meninggal dipenjara Kanton tahun 1524. Orang-orang Cina  menyebut orang-orang Portugis ini sebagai Fe-Lang-ki (Franken).

Kemudian orang Portugis datang lagi dari Malaka yang sudah dirampasnya maka terjadilah pertempuran antara orang Portugis melawan orang-orang Cina. Dalam pertempuran itu meskipun orang-orang Portugis menggunakan meriam, namun orang-orang Cina dapat memperoleh kemenangan.

Sejak 1522, akibatnya perdagangan Smokel (Perdagangan yang bersifat rahasia) antara orang-orang Cina dan orang-orang Portugis. Karena mereka tidak sabar lagi menunggu kedatangan pedagang-pedagang gelap Cina dari daerah Siam dan Malaka. Oleh sebab itu orang-orang Portugis kemudian mengunjungi daerah Changchow dan Chuancow. Dua kota tersebut terletak tidak jauh dari amoy, dan malahan mereka berani muncul didekat daerah Ningpo.

Sementara itu di Fukien dan Canton timbul gerakan untuk mengusahakan supaya perdagangan asing diperkenankan lagi di daerah itu. Akhirnya atas usul raja muda Lin-Fu pelabuhan Canton di buka kembali untuk perdagangan asing. Dalam tahun 1554 Bangsa Portugis baru diperbolehkan berdagang lagi di daerah tersebut. Pada waktu itu orang-orang Portugis banyak tinggal di daerah Macow, daerah itu menjadi maju dan pesat dan beberapa tahun kemudian Macow sudah menjadi kota Portugis yang sempurna.

Kemudian orang-orang Spanyol mulai muncul di Filipina dan kota manila didirikan mereka pada tahun 1571, mereka juga mengirim rombongan sebagai utusan untuk menuju ke Canton pada 1573 namun tidak memperoleh apa-apa. Mereka berhasil menduduki beberapa tempat di Taiwan, namun mereka tidak diperolehkan berdagang langsung dengan menggunakan pelabuhan-pelabuhan Cina.

Belakangan orang-orang Belanda juga datang ke Cina. Bangsa ini membawa serta permusuhan mereka dengan bangsa Spanyol, karena sebelumnya mereka terlibat dalam peperangan 80 tahun. Orang-orang Cina yang berani berdagang dengan musuh mereka akan diambil tindakan dengan cara dirampok ditengah lautan. Orang Belanda pertama yang tiba di Cina adalah Pomp yang telah membuat 2 perjalanan ke negeri Cina (tahun 1568-1588). Bekerja bersama-sama dengan bangsa Portugis. Kemudian Cina segera menjadi tujuan dari perjalanan-perjalanan bangsa Belanda itu.

Pada 1601 muncullah seorang Belanda yang bernama Van Neck yang kemudian disusul oleh orang-orang Belanda lainnya. Kemudian perdagangan mereka itu diperkuat oleh JP. Coen dengan cara mengirimkan suatu armada pada 1622 dengan maksud merebut kota Macow dari orang-orang Portugis, namun usaha ini gagal dan orang-orang Belanda lalu berlayar ke Pischadores.

Pada tahun 1623 Cornelis Reyersen sebagai pemimpin armada Belanda telah berhasil mendarat ke Cina dari Armoy ke Foocow, merupakan seorang Belanda untuk yang pertama kali berhasil menuju Cina daratan dan berhasil menaklukan pembicaraan dengan gubernur di propinsi Foocow. Di pihak lain ketika berlangsung pembicaraan itu terdapat kapal-kapal Belanda dipesisir Cina ada yang melakukan penculikan terhadap orang-orang Cina untuk dipekerjakan ke Jakarta sebagai kuli-kuli bangunan Benteng.

Berikutnya orang-orang Belanda pada 1624 melepaskan Piscadores dan pergi ke Taiwan setelah berhasil mengusir orang-orang Spanyol, dan pada permulaan abad 17 muncul kapal-kapal Inggris di Cina dan kapal-kapal ini adalah kapal yang pertama kali mengalami kecelakaan di Cina.

Kita orang-orang asing pertama yang mendarat di Cina bermaksud mencari keuntungan, hal ini berbeda dengan kedatangan para padri Yezuit pada masa Dinasti Ming, mereka datang ke Cina bermaksud menyiarkan agama mereka terhadap masyarakat Cina melalui bentuk kegiatan sosial. Kaum Yezuit yang pertama kali datang ke Cina adalah Franxiscus Xaverius. Ia datang di pulau kecil dekat Macao pada tahun 1552 M dan ia meninggal sebelum sempat menyebrang ke daratan Cina.

Para padri Yezuit yang meneruskan perjuangan Franciscus Xaverius yakni Matteo Ricci pada tahun 1582 berhasil memasuki kota Macao. Ia berhasil mempelajari bahasa Cina dan malahan dia sendiri memakai nama Cina dengan sebutan: Li Ma-tao.

Mula-mula dia berdandan sebagai padri Budha, namun karena melihat padri-padri Budha waktu itu tidak begitu berharga, maka dia banyak mempelajari ilmu hitung dan ilmu bintang. Dia juga sebagai orang yang pandai membuat jam. Pada 1601, ia pernah menghadiahkan jam kepada Kaisar Wan Li.
Keruntuhan Dinasti Ming

Pada masa Ming dipimpin oleh Kaisar Tsung-Cheng mulai mengalami kemunduran. Kemunduran ini disebabkan ada beberapa faktor;
1. Faktor Intern
Yakni terjadinya konflik diantara keluarga Kaisar. sebab ketidak mampuan kaisar dalam mengendalikan pemerintahan. Kondisi ini jelas berdampak pada terjadinya pemberontakan di berbagai daerah yang dilakukan para petani karena tidak puas terhadap peraturan pajak yang sangat memberatkan petani, gerakan ini meluas menjadi gerakan massal. Disamping itu ketidak mampuan kaisar mengendalikan konflik intern itu menyebabkan terjadinya intrik-intrik diantara keluarga yang berkembang saling ingin berebut kekuasaan.

2. Faktor Ekstern
Kekacauan dalam negeri memberi kesempatan suku bangsa Manchu, yang sebelumnya sudah ada yang menyusup di sebagian wilayah daratan Cina di bagian utara. Dengan dalih membantu pemerintahan Ming, maka pasukan manchu berhasil menduduki daerah-daerah yang semula diduduki para pemberontak, yang waktu itu mereka membrontak pemerintahan Ming. Namun keadaan itu dimanfaatkan oleh pasukan Manchu untuk menguasai kota Peking. Semenjak tahun 1644 pasukan Manchu justru tidak ingin keluar dari kota Peking, bahkan mereka bertahan di kota Peking untuk menguasai Cina. Berikutnya mereka membawa pemimpinnya untuk berkuasa di Cina.

Source;
Nio Yu-Lan, 1950, Tiongkok Sepanjang abad, Jakarta, Balai Pustaka.

Related Posts:

0 Response to "Masuknya Bangsa Barat ke Cina"

Posting Komentar